Jumat, 23 September 2011

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA


Sistem Reproduksi pada Manusia


A.   Definisi Sistem Reproduksi        

Sistem Reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak.

B.   Perkembangan Organ Reproduksi

1.      Masa Kanak-Kanak

Anak Wanita
                  Anak Pria
1.      Belum ada perbedaan antara anak wanita dengan pria kecuali pada alat kelamin
2.      Dada rata (flat)
  1. Dada sampai dewasa rata (flat)
  1. Bahu dan panggul sama besarnya
  1. Belum mengalami menarche (menstruasi pertama)
  1. Belum mengalami mimpi basah (sweat dream)
  1. Rambut halus pada ketiak (axis) dan kemaluan (pubis) belum tumbuh.

2.   Masa Remaja (akil-baliq)

Remaja Wanita (13thn)
Remaja Pria (16thn)
1.      Payudara mulai berkembang, baik aerola maupun putting
  1. Payudara (dada) tetap rata (flat), tidak berkembang
2.      Mengalami menarche pada usia antara 9-14 tahun
  1. Mengalami mimpi basah pada usia antara 13-16 tahun
3.      Bahu tetap dan panggul mulai sedikit melebar
  1. Bahu mulai sedikit melebar dan panggul tetap ramping.
4.      Rambut halus pada axis dan pubis mulai tumbuh (segitiga terbalik)
  1. Rambut halus pada axis dan pubis mulai tumbuh ( empat perseg)

3.      Masa Dewasa (adult)

Wanita dewasa
Pria Dewasa
  1. Payudara pertumbuhan maksimal
1.      Dada tetap rata
  1. Panggul melebar secara maksimal
2.      Bahu melebar secara maksimal
  1. Menstruasi akan sangat teratur
3.      Mimpi basah bisa jadi teratur 1 bln sekali
  1. Pertumbuhan rambut halus pada axis dan pubis semakin lebat
--
5.      Tumbuh jakun (Adam’s Apple)


C.   Organ Reproduksi

1.   Organ Reproduksi Pria

gen-pria-copy
Gambar alat reproduksi pria
Alat Reproduski Pria dibedakan menjadi organ kelamin luar dan organ kelamin dalam.
Organ reproduksi luar terdiri dari :
a.       Penis
merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk memindahkan semen ke dalam organ reproduksi betina. Penis terdiri dari:
·     Akar/radiks (menempel pada  didnding perut)
·     Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
·     Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di ujung glans penis. Glans penis diselimuti kulit depan (preputium), selaput tipis yang nantinya akan dioperasi pada saat dikhitan/sunat. Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
·     2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosum, terletak bersebelahan.
·     Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra.
Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).

b.       Scrotum
Scrotum merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan pelindung testis serta mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa.
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.



Organ Reproduksi Pria bagian dalam terdiri dari :

a.             Testis merupakan kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang dan akan menghasilkan sel-sel sperma serta hormone testosterone. Dalam testis banyak terdapat saluran halus yang disebut tubulus seminiferus.
b.            Epididimis merupakan saluran panjang yang berkelok yang keluar dai testis. Berfungsi untuk menyimpan sperma sementara dan mematanagkan sperma.
c.             Vas deferens merupakan saluran panjang dan lurus yang mengarah ke atas dan berujung di kelenjar prostat. Berfungsi untuk mengangkut sperma menuju vesikula seminalis.
d.            Saluran ejakulasi merupakan saluran yang pendek dana menghubungkan vesikula seminalis dengan urethra.
e.             Urethra merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat di penis.

Kelenjar pada Organ Reproduksi pria:

a.             Vesikula seminalis merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut dengan kantung semen, berjumlah sepasang. Menghasilkan getah berwarna kekukingan yang kaya akan nutrisi bagi sperma dan bersifat alkali.Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi wanita. 
b.            Kelenjar Prostat merupakan kelenjar yang terbesar dan menghasilkan getah putih yang  bersifat asam.
c.             Kelenjar Cowper’s/Cowpery/Bulbourethra merupakana kelenjar yang menghasilkan getah berupa lender yang bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran urethra.

Testis terdiri dari sejumlah besar tubulus seminiferus yang berkelok-kelok, tempat sperma dibentuk. Sperma kemudian dikosongkan ke dalam epidimis, dan kemudian menuju vas deferens, yang membesar pada ampula vas deferens segera sebelum vas masuk ke badan kelenjar prostate. Vesika seminalis, masing-masing terletak di tiap sisi prostate, bermuara dalam ujung prostatik ampula, serta isi dari kedua ampula dan vesika seminalis berjalan masuk duktus ejakulatorius yang masuk ke dalam badan kelenjar prostate untuk bermuara ke dalam uretra interna. Duktus prostatikus selanjutnya bermuara ke dalam duktus ejakulatoris. Akhirnya uretra merupakan penghubung terakhir ke luar. Uretra disuplai dengan mucus yang berasal dari banyak kelenjar Littre kecil, yang terletak sepanjang uretra dan juga dari kelenjar bulbouretralis besar bilateral yang terletak dekat pangkal uretra.


2.      Organ Reproduksi Wanita
Add caption


Organ Reproduksi Wanita dibedakan menjadi organ kelamin luar dan organ kelamin dalam.
Organ reproduksi luar terdiri dari  :
a.             Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterusdengan tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan?keluarnya bayi. Sehingga sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara.

b.          Vulva merupakan suatu celah yang terdapat dibagian luar dan terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
·        Labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak dibagian luas dan membatasi vulva. Labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minyak); setelah puber, labium mayor akan ditumbuhi rambut. Labium mayor kiri dan kanan bertemu di bagian belakang membentuk perineum, yang merupakan suatu jaringan fibromuskuler diantara vagina dan anus. Kulit yang membungkus perineum dan labium mayo sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik.
·        Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak d bagian dalam dan membatasi vulva  Labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi lubang vagina dan uretra. Labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang merupakan penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria).
Klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depat pada ujung penis pria). Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi. selaput pada labium minor dan vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi permukaannya tetap lembab karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih dalam.
Karena kaya akan pembuluh darah, maka labium minora dan vagina tampak berwarna pink.
c.               Klitoris merupakan tonjolan kecil yang terletak di depan vulva. Sering disebut dengan klentit.
d.              Vestibulum
Berfungsi untuk mengeluarkan cairan apabila ada rangsangan seksual yang berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama.
e.               Hymen
Merupakan lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari introitus vagina, membentuk lubang sebesar ibu jari sehingga darah haid maupun sekret dan cairan dari genetalia interrnal dapat mengalir keluar. Kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak.
Alat reproduksi wanita
Organ Reproduksi Wanita (External)

Organ reproduksi dalam terdiri dari :
a.             Ovarium merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan terletak di dalam tongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormone wanita seperti :
·        Estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita, serta juga membantu dalam prosers pematangan sel ovum.
·        Progesterone yang berfungsi dalam memelihata masa kehamilan.
Ovarium mengandung kelenjar endokrin dan sel-sel penghasil sel telur (ovum) yang disebut folikel. Ovarium memiliki sekitar 200.000-400.000 buah sel induk telur (oogonium). Sel folikel yang sudah matang akan menghasilkan sel telur dan akan di keluarkan dari ovarium. Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal dengan istilah ovulasi. Pada setiap ovulasi hanya satu telur yang matang dan dapat hidup 24 jam. Saat folikel tumbuh, ovarium menghasilkan estrogen, sedangkan setelah ovulasi kebanyakan menghasilkan progesteron.

b.            Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah matang yang dikelurakan oleh ovarium.

c.             Infundibulum merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk corong/membesar  dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae.

d.            Tuba fallopi ( oviduk ) merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan abantuan silia pada dindingnya. Tuba falopii membentang sepanjang 5-7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium. Ujung dari tuba kiri dan kanan membentuk corong sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh ke dalamnye ketika dilepaskan dari ovarium.

e.             Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk sperti buah pir dengan bagian bawah  yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu janin. Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu:
·              Perimetrium yaitu lapisan yang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus.
·              Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya.
·              Endometrium merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah. Bila tidak terjadi pembuahan maka dinding endometrium inilah yang akan meluruh bersamaan dengan sel ovum matang. Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. Setiap bulan setelah siklus menstruasi, endometrium akan menebal. Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan. Ini yang disebut dengan siklus menstruasi.
Rahim ( uterus) merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dan terletak di puncak vagina. Rahim terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum, dan diikat oleh 6 ligamen. Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim). Serviks merupakan uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina. Korpus biasanya bengkok ke arah depan. Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina.

g.             Cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina.
Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur). Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya.
Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi.
Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari. Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba falopii untuk membuahi sel telur. Karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan.
gambar anatomi 4
Organ Reproduksi Wanita (Tampak Depan)
D.   Gametogenesis
Gametogenesis yaitu proses pembentukan gamet (Sel Kelamin) yang terjadi di organ pria maupun wanita. Terdiri dari :

1.      Spermatogenesis (Pada Pria)

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma. Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis.
 Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
C:\Documents and Settings\Axioo\Desktop\tugas kelompok fisio\Spermatogenesis.jpg
Tahapan Spermatogenesis :
·         Pada dinding tubulus seminiferus telah ada calon sperma (spermatogonium/spermatogonia) yang berjumlah ribuan.
·         Setiap spermatogonia melakukan pembelahan mitosis kemudian mengakhiri sel somatisnya membentuk spermatosit primer yang siap miosis.
·         Spermatosit primer (2n) melakukan pembelahan meiosis pertama membentuk 2
spermatosit sekunder (n)
·         Tiap spermatosit sekunder melakukan pembelahan meiosis kedua, menghasilkan 2 spermatid yang bersifat haploid. (n)
·         Keempat spermatid ini berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid yang semua fungsional , yang berbeda dengan oogenesis yang hanya 1 yang fungsional.
·         Sperma yang matang akan menuju epididimis , kemudian ke vas deferens- vesicula seminalis - urethra dan berakhir dengan ejakulasi
·         Setiap proses spermatogenesis memerlukan waktu 65-75 hari.
Struktur Sperma
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV88G0G-9QAr7-UHi2kxZVWh7q_H1QlLdghdzgcgx5UZYvWH7pwlZqsvgJn2qK0HwraJwkonij6apjD7FN0q-PKhAPdgV8Lg0jNpRIP-x-xYNuO8Jy9xGAZbJfWMMMD-p1aqZ0wqTcidQ/s400/sperma2.jpgStruktur sperma matang terdiri dari kepala, leher, bagian tengah, dan ekor. Kepala sperma tebal mengandung inti haploid yang ditutupi badan khusus yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim Hyaloronidase / Protease yang membantu sperma menembus sel telur. Bagian tengah sperma mengandung mitokondria spiral yang berfungsi menyediakan energi untuk gerak ekor sperma. Setiap melakukan ejakulasi, seorang laki-laki mengeluarkan kurang lebih 400 juta sel sperma.
Jalur sperma
Sel sperma yang belum terspesialisasi memerlukan waktu sekitar 72-74 hari untuk berkembang menjadi sel sperma yang matang.
Dari testis kiri dan kanan, sperma bergerak ke dalam epididimis (suatu saluran berbentuk gulungan yang terletak di puncak testis menuju ke testis belakang bagian bawah) dan disimpan di dalam epididimis sampai saat terjadinya ejakulasi .Jadi epididimis ini agar sperma menjadi matang / mature sehingga siap bergerak ke vas deferens .
Dari epididimis, sperma bergerak ke vas deferens dan duktus ejakulatorius. Di dalam duktus ejakulatorius, cairan yang dihasilkan oleh vesikula seminalis , kelenjar prostata dan bulbo uretra ditambahkan pada sperma sehinngga sperma dinamai dengan semen ( benih), yang kemudian mengalir menuju ke uretra dan dikeluarkan ketika ejakulasi.
Proses Spermatogenesis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu :
a.       Hormon GnRH
Hormon ini berfungsi untuk merangsang lobus hipofisa anterior untuk produksi hormon gonadotropin, FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone).
b.      Testosterone
Hormon ini berfungsi untuk membentuk sperma, terutama pembentukan spermatosit sekunder

c.       Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Hormon ini berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma secara langsung. Serta merangsang sel sertoli untuk meghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) untuk memacu spermatogonium untuk melakukan spermatogenesis
d.      Hormon LH (Luteinizing Hormone)
Hormon ini berfungsi merangsang sel Leydig untuk memperoleh sekresi testosteron (yaitu suatu hormon kelamin yang penting untuk perkembangan sperma).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi spermatogenesis sehingga bisa terjadi kemandulan:
a.       Peningkatan suhu di dalam testis akibat demam berkepanjangan atau akibat panas yang berlebihan bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sperma, berkurangnya pergerakan sperma dan meningkatkan jumlah sperma yang abnormal di dalam semen.Pembentukan sperma yang paling efsisien adalah pada suhu 33,5° (lebih rendah dari suhu tubuh). Testis bisa tetap berada pada suhu tersebut karena terletak di dalam skrotum (kantung zakar) yang berada diluar rongga tubuh.
b.      Faktor lain yang mempengaruhi jumlah sperma adalah pemakaian marijuana atau obat-obatan (misalnya simetidin, spironolakton dan nitrofurantoin).
c.       Penyakit serius pada testis atau penyumbatan atau tidak adanya vas deferens (kiri dan kanan) bisa menyebabkan azospermia (tidak terbentuk sperma sama sekali.
d.      Varikokel merupakan kelainan anatomis yang paling sering ditemukan pada kemandulan pria. Varikokel adalah varises (pelebaran vena) di dalam skrotum.Varikokel bisa menghalangi pengaliran darah dari testis dan mengurangi laju pembentukan sperma.
e.       Ejakulasi retrograd terjadi jika semen mengalir melawan arusnya, yaitu semen mengalir ke dalam kandung kemih dan bukan ke penis.Kelainan ini lebih sering ditemukan pada pria yang telah menjalani pembedahan panggul (terutama pengangkatan prostat) dan pria yang menderita diabetes.Ejakulasi retrograd juga bisa terjadi akibat kelainan fungsi saraf.

2.      Oogenesis ( Pada Wanita )
Proses pembentukan ovum di dalam ovarium disebut oogenesis. Oogonium akan membelah secara mitosis membentuk oosit primer 2n (diploid). Oosit primer akan mengalami pembelahan meiosis menjadi 2 sel yang memiliki ukuran yang tidak sama. Sel yang kecil disebut badan polar pertama yang akan mengalami pembelahan meiosis menjadi 2 badan polar. Sel yang ukuran besar disebut dengan oosit sekunder, yang terus membelah menghasilkan satu sel yang besar disebut dengan ootid dan satu sel badan polar. Sel ootid akan berkembang menjadi ovum yang siap diovulasikan.


Oogenesis secara sederhana prosesnya dapat dijelaskan tahapannya sebagai berikut:
a.       Oogonium adalah merupakan sel induk dari ovum yang terdapat dalam sel folikel yang berada di dalam ovarium.
b.      Oogonium mengalami pembelahan mitosis berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan meiosis (tahap I), yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
c.       Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid (n). Ukurannya dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit primer yang lain.
d.      Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
e.       Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder di dibuahi oleh sel sperma (fertilisasi), maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua. begitu pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali.
f.        Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid (n) dengan 23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan akhir atau finalnya menjadi ovum yang matang. Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal dengan istilah ovulasi. Pada setiap ovulasi hanya satu telur yang matang dan dapat hidup 24 jam. Jika ovum yang matang tersebut tidak dibuahi, maka sel telur tersebut akan mati dan luruh bersama dengan dinding rahim pada awal siklus menstruasi .
Proses oogenensis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu:
a.       Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel.
b.      Hormon LH (Luteinizing Hormone)
Berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pengeluaran sel ovum)
c.       Hormon estrogen
Estrogen berfungsi menimbulkan sifat kelamin sekunder
d.      Hormon progesteron
Hormon progesteron berfungsi juga untuk menebalkan dinding endometrium.

E.   Siklus Menstruasi wanita
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, terkadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, terkadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya.
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 – 55 tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari.
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan. Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi – hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir – yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.
Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan sekitar 200,000 hingga 400,000 telur yang belum matang/folikel (follicles). Normalnya, hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan “OVULASI”.
Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga membuat sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi dominant hingga kemudian mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam aliran darah. Hormone estrogen bekerjasama dengan hormone FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut.

Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma yang sehat masuk kedalam tuba falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk dibuahi.  Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan meluruh dan terjadinya proses menstruasi berikutnya.
Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat masa menstruasi:



F. Fertilisasi            
Ferlitisasi adalah proses bertemunya sel sperma dan sel telur di saluran tuba. Hanya 1 sperma yang mampu memasuki sel telur dan membuahinya. Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder.
Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu,sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung. Pada sperma, bagian kromosom mengeluarkan:
*      Hialuronidase
Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata.
*      Akrosin
Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.
*      Antifertilizin
Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.
Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin yang tersusun dari glikoprotein dengan fungsi :
-         Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.
-         Menarik sperma secara kemotaksis positif.
-         Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.
Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya. Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder , sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan satu ovum yang disebut inti oosit sekunder.
Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom..

G. PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI

Penyakit pada sistem reproduksi manusia dialalmi dan disebabkab oleh berbagai faktor. Ada yang dari luar ada pula yang dari dalam. yang dari luar misalanya karena masuknya bakteri atau virus. Berikut beberapa penyakit yang menyerang sistem reproduksi , yaitu :
1. Kanker Prostat
Kanker Prostat adalah suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar prostat. Kanker prostat sangat sering terjadi.
Pemeriksaan mikroskopis terhadap jaringan prostat pasca pembedahan maupun pada otopsi menunjukkan adanya kanker pada 50% pria berusia diatas 70 tahun dan pada semua pria yang berusia diatas 90 tahun. Kebanyakan kanker tersebut tidak menimbulkan gejala karena penyebarannya sangat lambat.
a. Penyebab kanker prostat
Penyebabnya tidak diketahui, meskipun beberapa penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak dan peningkatan kadar hormon testosteron.
Kanker prostat merupakan penyebab kematian akibat kanker no 3 pada pria dan merupakan penyebab utama kematin akibat kanker pada pria diatas 74 tahun. Kanker prostat jarang ditemukan pada pria berusia kurang dari 40 tahun.

b. Gejala kanker Prostat
Biasanya kanker prostat berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan gejala sampai kanker telah mencapai stadium lanjut. Kadang gejalanya menyerupai BPH, yaitu berupa kesulitan dalam berkemih dan sering berkemih. Gejala tersebut timbul karena kanker menyebabkan penyumbatan parsial pada aliran air kemih melalui uretra. Kanker prostat bisa menyebabkan air kemih berwarna merah (karena mengandung darah) atau menyebabkan terjadinya penahanan air kemih mendadak.
Pada beberapa kasus, kanker prostat baru terdiagnosis setelah menyebar ke tulang (terutama tulang panggul, iga dan tulang belakang) atau ke ginjal (menyebabkan gagal ginjal). Setelah kanker menyebar, biasanya penderita akan mengalami anemia.
Kanker prostat juga bisa menyebar ke otak dan menyebabkan kejang serta gejala mental atau neurologis lainnya.
Gejala lainnya adalah:
·        Nyeri ketika berkemih
·        Nyeri ketika ejakulasi
·        Nyeri punggung bagian bawah
·        Nyeri ketika buang air besar
·        Nokturia (berkemih pada malam hari)
·        Hematuria (darah dalam air kemih)
·        Nyeri perut
·         Penurunan berat badan.


c. Diagnosa
Cara terbaik untuk menyaring kanker prostat adalah melakukan pemeriksaan darah. Pada pemeriksaan darah dilakukan pengukuran kadar antigen prostat spesifik (PSA), yang biasanya meningkat pada penderita kanker prostat, tetapi juga bisa meningkat (tidak terlalu tinggi) pada penderita BPH.
Dengan melakukan rontgen atau skening tulang, bisa diketahui adanya penyebaran kanker ke tulang.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
·        Analisa air kemih
·        Sitologi air kemih atau cairan prostat
·        Biopsi prostat.

d. Pengobatan
·        Pada stadium awal bisa digunakan prostatektomi (pengangkatan prostat) dan terapi penyinaran
·        Jika kanker telah menyebar, bisa dilakukan manipulasi hormonal (mengurangi kadar testosteron melalui obat-obatan maupun pengangkatan testis) atau kemoterapi.
Obat-obatan
*      Manipulasi hormonal.
Tujuannya adalah mengurangi kadar testosteron.
Penurunan kadar testosteron seringkali sangat efektif dalam mencegah pertumbuhan dan penyebaran kanker.
Manipulasi hormonal terutama digunakan untuk meringankan gejala tanpa menyembuhkan kankernya, yaitu misalnya pada penderita yang kankernya telah menyebar.
Obat sintetis yang fungsinya menyerupai LHRH (luteinizing hormone releasing hormone), semakin banyak digunakan untuk mengobati kanker prostat stadium lanjut. Contohnya adalah lupron atau zoladeks. Obat ini menekan perangsangan testis terhadap pembentukan testosteron (hal seperti ini disebut pengebirian kimiawi karena memiliki hasil yang sama dengan pengangkatan testis).
Obat diberikan dalam bentuk suntikan, biasanya setiap 3 bulan sekali.
Efek sampingnya adalah mual dan muntah, wajah kemerahan, anemia, osteoporosis dan impotensi.
Obat lainnya yang digunakan untuk terapi hormonal adalah zat penghambat androgen (misalnya flutamid), yang berfungsi mencegah menempelnya testosteron pada sel-sel prostat.
Efek sampingnya adalah impotensi, gangguan hati, diare dan ginekomastia (pembesaran payudara).

*      Kemoterapi
Kemoterapi seringkali digunakan untuk mengatasi gejala kanker prostat yang kebal terhadap pengobatan hormonal.
Biasanya diberikan obat tunggal atau kombinasi beberapa obat untuk menghancurkan sel-sel kanker.
Obat-obatan yang bisa digunakan untuk mengobati kanker prostat adalah:
- Mitoxantronx
- Prednisone
- Paclitaxel
- Dosetaxel
- Estramustin
- Adriamycin.

2. Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks)

Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.  Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun.
90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim.

a. Penyebab Kanker Serviks
Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tak terkendali. Jika sel serviks terus membelah maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas, maka keadaannya disebut kanker serviks.
Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks:
a.             HPV (human papillomavirus) HPV adalah virus penyebab kutil genitalis (kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56.
b.            Merokok Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
c.             Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
d.            Berganti-ganti pasangan seksual
e.             Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia di bawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks
f.              Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970)
g.             Gangguan sistem kekebalan
h.             Pemakaian pil KB
i.               Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun
j.              Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan Pap smear secara rutin)

b. Gejala

Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear.
Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan di sekitarnya. Pada saat ini akan timbul gejala berikut:
- Perdarahan vagina yang abnormal, terutama diantara 2 menstruasi, setelah melakukan hubungan seksual dan setelah menopause
- Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
- Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna pink, coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
Gejala dari kanker serviks stadium lanjut:
- Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan
- Nyeri panggul, punggung atau tungkai
- Dari vagina keluar air kemih atau tinja
- Patah tulang (fraktur).
c. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
a.       Pap smear
Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Akibatnya angka kematian akibat kanker servikspun menurun sampai lebih dari 50%.
Setiap wanita yang telah aktif secara seksual atau usianya telah mencapai 18 tahun, sebaiknya menjalani Pap smear secara teratur yaitu 1 kali/tahun. Jika selama 3 kali berturut-turut menunjukkan hasil yang normal, Pap smear bisa dilakukan 1 kali/2-3tahun.
Hasil pemeriksaan Pap smear menunjukkan stadium dari kanker serviks:
1.      Normal
2.      Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
3.      Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas)
4.      Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar)
5.      Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam atau ke organ tubuh lainnya).
b.      Biopsi
Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika Pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker.
c.       Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar)

d.      Tes Schiller
Serviks diolesi dengan lauran yodium, sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning.

d. Pengobatan
Pemilihan pengobatan untuk kanker serviks tergantung kepada lokasi dan ukuran tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita untuk hamil lagi.
Pembedahan
Pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar), seluruh kanker seringkali dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun melalui LEEP. Dengan pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki anak.
Karena kanker bisa kembali kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap smear setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan. Jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani histerektomi.
Pada kanker invasif, dilakukan histerektomi dan pengangkatan struktur di sekitarnya (prosedur ini disebut histerektomi radikal) serta kelenjar getah bening. Pada wanita muda, ovarium (indung telur) yang normal dan masih berfungsi tidak diangkat.
Kemoterapi
Jika kanker telah menyebar ke luar panggul, kadang dianjurkan untuk menjalani kemoterapi. Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
Obat anti-kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melalui mulut. Kemoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan diselingi dengan periode pemulihan, lalu dilakukan pengobatan, diselingi denga pemulihan, begitu seterusnya.

e. Efek samping pengobatan
Selain membunuh sel-sel kanker, pengobatan juga menyebabkan kerusakan pada sel-sel yang sehat sehingga seringkali menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan.
Efek samping dari pengobatan kanker sangat tergantung kepada jenis dan luasnya pengobatan. Selain itu, reaksi dari setiap penderita juga berbeda-beda. Metoda untuk membuang atau menghancurkan sel-sel kanker pada permukaan serviks sama dengan metode yang digunakan untuk mengobati lesi prekanker. Efek samping yang timbul berupa kram atau nyeri lainnya, perdarahan atau keluar cairan encer dari vagina.
Beberapa hari setelah menjalani histerektomi, penderita bisa mengalami nyeri di perut bagian bawah. Untuk mengatasinya bisa diberikan obat pereda nyeri. Penderita juga mungkin akan mengalami kesulitan dalam berkemih dan buang air besar. Untuk membantu pembuangan air kemih bisa dipasang kateter.
Beberapa saat setealh pembedahan, aktivitas penderita harus dibatasi agar penyembuhan berjalan lancar. Aktivitas normal (termasuk hubungan seksual) biasanya bisa kembali dilakukan dalam waktu 4-8 minggu. Setelah menjalani histerektomi, penderita tidak akan mengalami menstruasi lagi. Histerektomi biasanya tidak mempengaruhi gairah seksual dan kemampuan untuk melakukan hubungan seksual.
Tetapi banyak penderita yang mengalami gangguan emosional setelah histerektomi. Pandangan penderita terhadap seksualitasnya bisa berubah dan penderita merasakan kehilangan karena dia tidak dapat hamil lagi.
Selama menjalani radio terapi, penderita mudah mengalami kelelahan yang luar biasa, terutama seminggu sesudahnya. Istirahat yang cukup merupakan hal yang penting, tetapi dokter biasanya menganjurkan agar penderita sebisa mungkin tetap aktif.

f. Pencegahan
Ada 2 cara untuk mencegah kanker serviks:
·        Mencegah terjadinya infeksi HPV
·        Melakukan pemeriksaan Pap smear secara teratur .
Pap smear (tes Papanicolau) adalah suatu pemeriksaan mikroskopik terhadap sel-sel yang diperoleh dari apusan serviks. Pada pemeriksaan Pap smear, contoh sel serviks diperoleh dengan bantuan sebuah spatula yang terbuat dari kayu atau plastik (yang dioleskan bagian luar serviks) dan sebuah sikat kecil (yang dimasukkan ke dalam saluran servikal). Sel-sel serviks lalu dioleskan pada kaca obyek lalu diberi pengawet dan dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa. 24 jam sebelum menjalani Pap smear, sebaiknya tidak melakukan pencucian atau pembilasan vagina, tidak melakukan hubungan seksual, tidak berendam dan tidak menggunakan tampon. Pap smear sangat efektif dalam mendeteksi perubahan prekanker pada serviks.
Anjuran untuk melakukan Pap smear secara teratur:
·        Setiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun
·        Setiap tahun untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita infeksi HPV atau kutil kelamin
·        Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB
·        Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun jika 3 kali Pap smear berturut-turut menunjukkan hasil negatif atau untuk wanita yang telah menjalani histerektomi bukan karena kanker
·        Sesering mungkin jika hasil Pap smear menunjukkan abnormal
·        Sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prekanker maupun kanker serviks.

















Daftar Pustaka


Gibson,John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat; alih bahasa, Bertha Sugiarto; editor edisi Bahasa Indonesia, Monica Esther. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Irfanuddin. 2008. Fisiologi untuk Paramedis. Palembang. FK Unsri

Nuraini, Tuti. 2008. “Fertilisasi dan Kontrol Reproduksi.” (http://repository.ue.ac.id, diakses pada: 1 April 2010)

No Name. 2009. “Masa Subur, Kapankah Itu?” (http://vyarnh.wordpress.com, diakses pada 1 April 2010)

No Name. 2009. “Sistem Reproduksi Pria.” (http://spesialis-torch.com, ( diakses pada 1 April 2010)

No Name. 2010. “Kanker Leher rahim (kanker Serviks)” (http://medicastore.com, diakses pada 1 April 2010)

No Name. 2010.“Kanker Prostat“ (http://medicastore.com, diakses pada 1 April 2010)

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula; alih bahasa, James Veldarn. ; editor edisi Bahasa Indonesia, Palupi Widyastuti. Jakarta. EGC.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar