Jumat, 23 September 2011

MAKALAH SISTEM TRANSPORTASI MANUSIA.


Sistem Transportasi Tubuh Manusia
Transportasi ialah proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh.
Alat transportasi pada manusia terutama adalah darah. Di dalam tubuh darah beredar dengan bantuan alat peredaran darah yaitu jantung dan pembuluh darah.
Selain peredaran darah, pada manusia terdapat juga peredaran limfe (getah bening) dan yang diedarkan melalui pembuluh limfe.
Pada hewan alat transpornya adalah cairan tubuh, dan pada hewan tingkat tinggi alat transportasinya adalah darah dan bagian-bagiannya. Alat peredaran darah adalah jantung dan pembuluh darah.
Gambar 1; Sistem transportasi manusia
KOMPONEN SISTEM TRANSPORTASI TUBUH
1.    Darah
Darah merupakan suatu jaringan yang kompleks dan disusun atas plasma darah dan sel- sel darah. Di dalam plasma darah terdapat bermacam- macam zat yang tertahan dalam suspensi atau berada dalam bentuk larutan.
Bagian-bagian darah
a. Sel-sel darah (bagian yg padat)
Pada umumnya terdapat tiga tipe sel darah, sel darah merah, sel darah putih dan keeping- keeping darah. Masing- masing sel darah memiliki ciri- ciri dan fungsi tersendiri.
Sel Darah Merah
Sel darah merah (eritrosit) merupakan komponen yang paling banyak diantara unsur- unsur pembentuk darah. Eritrosit berfungsi untuk mengangkut oksigen ke sel- sel seluruh tubuh dan membawa karbon dioksida ke paru- paru.
            Di dalam setiap eritrosit terdapat suatu zat kimia penting dalam sel yang disebut hemoglobin. Hemoglobin adalah suatu senyawa yang dibentuk dari unsur besi berisikan zat pewarna yang disebut heme dan protein yang disebut globulin. Hb memiliki suatu afinitas atau daya ikat terhadap oksigen membentuk senyawa  yang tidak stabil yaitu oksi- hemoglobin.
Pada umumnya didalam darah laki- laki dewasa terdapat sebanyak 5 juta eritrosit per satu milimeter kubik (1 mm3) darah 4,5 juta eritrosit di dalam darah wanita dewasa. Eritrosit memiliki bentuk seperti cakram bikonkaf atau cekung pada kedua sisinya. Eritrosit tidak memiliki inti dan berukuran sangat kecil atau berdiameter sekitar 7-8 µm.
Eritrosit biasanya berumur 110- 120 hari. Eritrosit yang sudah tua akan dirombak di dalam limfa dan hati. Di dalam hati, hemoglobin diubah menjadi zat warna empedu atau bilirubin, sedangkan zat besi masuk ke dalam sumsum tulang sebagai bahan pembentuk tulang yang baru.
Sel Darah Putih
Sel darah putih atau leukosit merupakan bagian sel- sel darah yang berfungsi untuk menyerang mikroba patogen, seperti bakteri, virus dan jamur. Selain itu leukosit juga berfungsi untuk membersihkan sel- sel yang telah mati atau luruhan dari jaringan tubuh.
Jumlah leukosit lebih sedikit dari jumlah eritrosit. Dalam kondisi normal, perbandingan leukosit dengan eritrosit alah 1 berbanding 400 atau 600. orang dewasa diperkirakan mengandung leukosit sekitar 4000 sampai 13000 sel per mm3 . leukosit memiliki ciri sebagai sel yang transparan, tidak memiliki hemoglobin, dan dapat bergerak ameboit. Semua leukosit memiliki masa hidup sekitar dua minggu.
Leukosit dapat dibedakan atas leukosit granulosit dan agranulosit. Leukosit granulosit merupakan kelompok leukosit yang memiliki struktur granula di dalam selnya. Granula tersebut sebenarnya adalah lisosom yang berisi enzim- enzim pencernaan untuk merusak partikel- partikel yang ditelan secara fagotositosis. Leukosit granulosit terdiri dari neutrofil, eosinofil, dan basofil. Leukosit agranulosit merupakan kelompok leukosit  tanpa granula. Leukosit agranulosit terdiri dari limfosit dan monosit.


Keping Darah
Keping darah atau trombosit merupakan bagian darah yang berukuran paling kecil dan memiliki bentuk bulat atau oval. Jumlah trombosit di dalam tubuh manusia bekisar antara 200.000 sampai 500.000 sel per mm3 darah. Trombosit dibuat didalam sumsum tulang khusus yang disebut megakariosit. Pada umumnya trombosit hanya berumur beberapa jam saja. Fungsi dari trombosit adalah mekanisme pengentalan atau pembekuan darah apabila terjadi luka.

b.      Plasma Darah (bagian yg cair)
  • Air
  • Zat- zat terlarut (Protein- protein penting (albumin dan globulin), karbohidrat, lemak, hormone, garam dan Fibrinogen)

Plasma darah adalah komponen cairan kuning darah, di mana sel-sel darah dalam keseluruhan darah biasanya akan ditangguhkan. Itu membuat naik sekitar 55% dari total volume darah. Hal ini sebagian besar air (90% berdasarkan volume) dan mengandung protein terlarut, glukosa, faktor pembekuan, mineral, besi, hormon dan karbon dioksida (plasma menjadi media utama untuk produk ekskretoris transportasi). Plasma darah disiapkan oleh berputar tabung darah segar dalam sentrifugal sampai sel darah jatuh ke dasar tabung. Plasma darah kemudian dituangkan atau ditarik keluar. Plasma darah memiliki kepadatan sekitar 1025 kg/m3, atau 1,025 kg / l.

Darah serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen atau faktor-faktor pembekuan darah lainnya (yaitu, seluruh darah dikurangi baik sel dan faktor pembekuan).  Plasmapheresis adalah terapi medis yang melibatkan ekstraksi plasma darah, pengobatan, dan reintegrasi.

Fibrinogen adalah protein yang penting yang terlibat dalam pembekuan darah. Albumin dan globulin adalah protein yang membantu dalam regulasi cairan di dalam dan keluar dari pembuluh darah. Protein yang disebut globulin gamma bertindak sebagai antibodi dan membantu melindungi tubuh terhadap zat asing, yang disebut antigen.

Garam hadir dalam plasma termasuk natrium, kalium, kalsium, magnesium, klorida, dan bikarbonat. Mereka terlibat dalam banyak fungsi tubuh yang penting seperti kontraksi otot, transmisi impuls saraf, dan regulasi dari tubuh keseimbangan asam-basa. Zat yang tersisa dalam plasma termasuk nutrisi, hormon, gas terlarut dan produk-produk limbah yang diangkut ke dan dari sel-sel tubuh. Bahan ini masuk dan keluar sebagai plasma darah beredar melalui tubuh.

Fungsi Darah
Darah mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.      Mengedarkan sari makanan ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh plasma darah
2.      Mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari tubuh yang dilakukan oleh plasma darah, karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru, urea dikeluarkan melalui ginjal
3.      Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (endokrin) yang dilakukan oleh plasma darah.
4.      Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh sel-sel darah merah
5.      Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh sel darah putih
6.      Menutup luka yang dilakukan oleh keping-keping darah
7.      Menjaga kestabilan suhu tubuh.
Sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda
Dalam keadaan normal darah ada didalam pembuluh darah, ujung arteri bersambung dengan kapiler darah dan kapiler darah bertemu dengan vena terkecil (venula) sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah walaupun terjadi pertukaran zat, hal ini disebut sistem peredaran darah tertutup.
Peredaran darah ganda pada manusia, terdiri peredaran darah kecil (pulmonary) yaitu dari jantung menuju paru-paru dan kembali ke jantung dan peredaran darah besar (sistemik) yaitu dari jantung menuju seluruh tubuh dan kembali ke jantung. Peredaran ini melewati jantung sebanyak 2 kali.




2. Pembuluh Darah
Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola, kapiler, venula dan vena. Arteri (kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan darah yang paling tinggi. Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung. Arteri yang lebih kecil dan arteriola memiliki dinding berotot yang menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah ke daerah tertentu.
Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena membawa darah kembali ke jantung). Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah.

Dari kapiler, darah mengalir ke dalam venula lalu ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung. Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri; sehingga vena mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan.


Ada 3 macam pembuluh darah yaitu: arteri, vena, dan kapiler (yang merupakan pembuluh darah halus)
Pembuluh Nadi
  • Tempat Agak ke dalam
  • Dinding Pembuluh Tebal, kuat, dan elastis
  • Aliran darah Berasal dari jantung
  • Denyut terasa
  • Katup Hanya disatu tempat dekat jantung
  • Bila ada luka Darah memancar keluar

Pembuluh Vena
  1. Dinding Pembuluh Tipis, tidak elastis
  2. Dekat dengan permukaan tubuh (tipis kebiru-biruan)
  3. Aliran darah Menuju jantung
  4. Denyut tidak terasa
  5. Katup Disepanjang pembuluh
  6. Bila ada luka Darah Tidak memancar

3. Jantung
                                                                                    Jantung manusia dan hewan mamalia terbagi menjadi 4 ruangan yaitu: bilik kanan, bilik kiri, serambi kanan, serambi kiri. Pada dasarnya sistem transportasi pada manusia dan hewan adalah sama.


Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing masing memiliki ruang sebelah atas (atrium) yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar.
Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida; jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol) selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh mengalir melalui 2 vena besar (vena cava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan. Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan.

Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah diantara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam atrium kiri akan didorong ke dalam ventrikel kiri, yang selanjutnya akan memompa darah yang kaya akan oksigen ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru

2.   Getah Bening
     Disamping darah sebagai alat transpor, juga terdapat cairan getah bening. Terbentuknya cairan ini karena darah keluar melalui dinding kapiler dan melalui ruang antarsel kemudian masuk ke pembuluh halus yang dinamakan pembuluh getah bening (limfe).
                                                                        Sistem getah bening adalah jaringan pada batang getah bening dihubungkan dengan pembuluh darah getah bening. Sistem ini mengangkut getah bening. Cairan yang mengandung oksigen, protein, dan nutrisi lain yang terus merembes melalui dinding tipis pada kapiler ke dalam jaringan tubuh untuk menutrisi mereka.
Beberapa cairan ini memasuki pembuluh darah getah bening untuk segera kembali ke aliran darah. Cairan tersebut juga mengangkut zat-zat asing (seperti bakteri), sel kanker, dan sel mati atau rusak yang kemungkinan hadir di jaringan menuju pembuluh getah bening. Getah bening juga mengandung banyak sel darah putih.
         Fungsi sistem peredaran getah bening adalah sebagai berikut.
1.            Untuk sistem pertahanan tubuh.
2.            Mengangkut kembali cairan tubuh, cairan plasma darah, sel darah putih yang berada di luar pembuluh darah, dan mengangkut lemak dari usus ke dalam sistem peredaran darah.
Cairan limfa mengandung sel-sel darah putih yang berfungsi mematikan kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Cairan ini keluar dari pembuluh darah dan mengisi ruang antarsel sehingga membasahi seluruh jaringan tubuh. Pembuluh limfa mempunyai banyak katup dan terdapat pada semua jaringan tubuh, kecuali pada sistem saraf pusat.
Pembuluh limfa dibedakan menjadi dua macam yaitu pembuluh limfa kanan dan pembuluh limfa kiri. Pembuluh limfa kanan berfungsi menampung cairan limfa yang berasal dari daerah kepala, leher bagian kanan, dada kanan, dan lengan kanan. Pembuluh ini bermuara pada vena yang berada di bawah selangka kanan. Pembuluh limfa kiri berfungsi menampung getah bening yang berasal dari daerah kepala, leher kiri, dada kiri, dan lengan kiri serta tubuh bagian bawah. Pembuluh ini bermuara pada vena di bawah selangka kiri.
Kelenjar limfa berfungsi untuk menghasilkan sel darah putih dan menjaga agar tidak terjadi infeksi lebih lanjut. Kelenjar limfa terdapat di sepanjang pembuluh limfa, terutama terdapat pada pangkal paha, ketiak, dan leher. Alat tubuh yang mempunyai fungsi yang sama dengan kelenjar limfa yaitu limpa dan tonsil. Limpa merupakan sebuah kelenjar yang terletak di belakang lambung dan berwarna ungu.

            Semua bahan diangkut oleh getah bening melalui setidaknya satu batang getah bening, dimana zat-zat asing bisa disaring keluar dan dihancurkan sebelum cairan kembali ke aliran darah. Pada batang getah bening, sel darah putih bisa berkumpul, berinteraksi satu sama lain dan antigen, dan menghasilkan reaksi kekebalan terhadap zat-zat asing.
Batang getah bening mengandung penghubung pada jaringan dimana limfosit dikemas dengan ketat. Mikroorganisme yang sangat berbahaya disaring melalui penghubung, kemudian diserang oleh limfosit dan macrophages (yang juga ada pada batang getah bening). Batang getah bening seringkali diikat di daerah dimana pembuluh darah getah bening bercabang, seperti leher, ketiak, dan kunci paha.

Organ limfoid sekunder termasuk limpa, batang getah bening, amandel, hati, usus, dan tambalan peyer pada usus kecil. Organ-organ ini menangkap mikroorganisme dan bahan-bahan asing lain dan menyediakan tempat untuk sel matang pada sistem kekebalan untuk mengumpulkan berinteraksi satu sama lain dan dengan bahan-bahan asing, dan menghasilkan reaksi sistem kekebalan.

Batang getah bening secara strategis diletakkan di dalam tubuh dan dihubungkan dengan jaringan pembuluh darah getah bening, yang bertindak sebagai sistem peredarah sistem kekebalan tubuh. Sistem getah bening mengangkut mikroorganisme, bahan-bahan asing lainnya, sel kanker, dan sel mati dan rusak dari jaringan menuju batang getah bening dan kemudian menuju aliran darah. batang getah bening adalah salah satu tempat pertama dimana sel kanker dapat menyebar. Dengan demikian, dokter seringkali meneliti batang getah bening untuk memastikan apakal kanker telah menyebar. Sel kanker pada batang getah bening menyebabkan batang tersebut bengkak. Batang getah bening bisa juga bengkak setelah infeksi, karena reaksi kekebalan terhadap infeksi dihasilkan di batang getah bening.


Penyakit pada Sistem Transportasi
Sistem transportasi pada manusia sangat penting untuk berbagai kebutuhan penunjang hidup. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang terjadi bila terjadi kelainan atau gangguan pada sistem transportasi tubuh kita disertai arti definisi / pengertian masing-masing penyakit.
1.   Anemia / Penyakit Kurang Darah
Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat kurangnya kandungan hemoglobin dalam darah. Akibatnya tubuh akan kekurangan oksigen dan berasa lemas karena hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk disebarkan ke seluruh badan.
2.   Hemofili / Hemofilia / Penyakit Darah Sulit Beku
Hemofilia adalah suatu penyakit atau kelainan pada darah yang sukar membeku jika terjadi luka. Hemofili merupakan penyakit turunan.

3.   Hipertensi / Penyakit Darah Tinggi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta tekanan diastolisis kurang lebih antara 90-110 mmHg.
4.   Hipotensi / Penyakit Darah Rendah
Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan sistolis di bawah 100 mmHg (milimeter Hydrargyrum / mili meter air raksa) (Hydrargyrum = air raksa).
5.   Varises / Penyakit Otot Nimbul
Varises adalah pelebaran pada pembuluh vena yang membuat pembuluh dasar membesar dan terlihat secara kasat mata yang umumnya terdapat pada bagian lipatan betis.
6.   Penyakit Kuning Bayi
Penyakit kuning pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya gangguan kerusakan sel-sel darah oleh aglutinin sang ibu.
7.   Arherosklerosis
Artherosklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem transportasi yang menjadi keras.
8.   Miokarditis
Miokarditis adalah suatu kelainan akibat terjadinya radang pada otot jantung.
9.   Trombus / Embolus
Trombus adalah kelainan yang terdapat pada jantung yang disebabkan oleh adanya gumpalan di dalam nadi tajuk.

10. Leukimia / Penyakit Kanker Darah
Leukimia adalah penyakit yang mengakibatkan produksi sel darah putih tidak terkontrol pada sistem transportasi.
11. Talasemia
Sel darah merah abnormal,umur lebih pendek,diasesi dengan transfusi darah





Atherosklerosis
Pengertian
            Atherosklerosis adalah keadaan pengerasan dinding pembuluh darah yang menyebabkan penyempitan lubangnya yang disebabkan oleh terbentuknya atheroma atau massa yang lengket seperti pasta atau lem. Beberapa jenis artherosklerosis dapat berupa:
-         Artherosklerosis  (pengerasan dinding pembuluh darah arteri)
-         Artheriolosklerosis (pengerasan dinding pembuluh darah arteri oleh pembuluh arteri kecil)
-         Atheroma/ atherosclerosis (pengerasan ujung pembuluh darah kecil)

Patogenesis
            Proses patologi terjadinya gangguan/ penyakit jantung berkaitan dengan proses atherosklerosis. Konsekuensi adanya atherosclerosis adalah penyempitan liang pembuluh  darah yang akan menimbulkan kekurangan aliran darah yang selanjutnya menyebabkan insufisiensi (kekurangan) oksigen dan makanan yang dialirkan pembuluh darah tersebut.
Riwayah alamiah artherosklerosis dapat dimulai sejak masa kanak- kanak dengan terbentuknya garis lemak (fatty streaks), lalu plak fibrosa, dan menyusul kalsifikasi. Kekakuan pembuluh darah ini pada gilirannya dapat menyebabkan gangguan lanjut sesuai organ yang diserangnya.

Skema Evolusi Atheroskleosis koroner
 


Faktor Risiko Atherosklerosis
            Banyak factor yang secara umum berkaitan dengan risiko peningkatan proses atherosclerosis seperti kebiasaan merokok, kolesterol tinggi, penyakit DM, kegemukan, dan kurang olah raga.
           
Faktor- faktor  risiko yang berkaitan dengan terjadinya proses atherosclerosis dapat dibagi atas:
  1. Faktor yang tidak dapat diintervensi
-         Genetik/ riwayat keluarga
-         Usia
-         Jenis kelamin
-         Anatomi coronaria (percabangan a. coronaria dan collateralnya)
-         Profil lipoprotein
-         Factor metabolic
  1. Faktor risiko yang dapat diintervensi
-         Rokok
-         Hipertensi
-         Hiperkolesterolemia
-         Obesitas
-         Hiperglisemia
-         Faktor riwayat keluarga dengan iskemik jantung

  1. Faktor perilaku
Faktor perilaku dapat meliputi: kurang gerak (sedentary), stress/ tegangan sosial, dan jenis personality (tipe A dan B).

Gejala klinis :
Ø      Sesak napas
Ø      Klaudikasio intermiten
Ø      Peka terhadap rasa dingin 
Ø      Perubahan warna kulit


Upaya Pencegahan
            Atherosclerosis sebenarnya tidak terlalu mengancam kesehatan, namun atherosclerosis umumnya merupakan awal dari penyakit jantung. Adapun akibat lanjutan dari atherosclerosis adalah berbagai macam gangguan patologis sesuai dengan target organ (organ tubuh yang mudah diserang). Untuk itu dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi (hipertensi) dari pembuluh darah, infark miokard pada jantung, infark serebrum pada otak, gangrene ekstremitas pada kaki, dan aneurisma aorta abdominalis.
            Atherosclerosis bisa merupakan suatu proses normal yaitu pengerasan pembuluh darah sebagai proses degenerasi/ penuaan. Jadi, upaya pencegahan yang dimaksud disini adalah upaya penglambatan terjadinya atherosclerosis dengan cara menghindari factor risiko terjadinya atherosclerosis.


Ø      Pencegahan yg terpenting→pengendalian faktor risiko yg diketahui dpt meningkatkan kerentanan trhdp aterogenesis
1.      Menurunkan kolesterol dan trigliserida
2.      Kendalikan tekanan darah
3.      Hindari rokok dan asap rokok
4.      Hindari minuman beralkohol
5.      Hindari kegemukan/obesitas
6.      Hindari stres dan olahraga teratur
7.      Memperbaiki makanan



Anemia

Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin dan volume pada sel darah merah ( Hematokrit per 100 ml darah ) atau keadaan dimana kadar sel-sel darah merah dan hemoglobin dalam darah kurang dari normal. Hemoglobin terdapat dalam sel-sel darah merah dan merupakan pigmen pemberi warna merah sekaligus pembawa oksigen dari paru-paru ke seluruh sel-sel tubuh. Oksigen ini akan digunakan untuk membakar gula dan lemak menjadi energy. Hal ini dapat menjelaskan mengapa kurang darah dapat menyebabkanng gejala lemah dan lesu yang tidak biasa. Paru-paru dan jantung juga terpaksa kerja keras untuk mendapatkan oksigen dari darah yang menyebabkan nafas terasa pendek.

Walaupun gejalanya tidak terlihat atau samar-samar dalam jangka waktu lama. Kondisi ini tetap dapat membahayakan jiwa jika dibiarkan dan tidak diobati. Jika anda mengalami gejala lemah lesu berkepanjangan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya. Anemia biasanya terdeteksi atau sedikitnya dapat dipastikan setelah pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar sel darah merah , hemotokrit dan hemoglobin. Pengobatan bisa bervariasi tergantung pada diagnosisnya.

Sel-sel darah baru dibuat setiap hari dalam sumsum tulang belakang. Zat gizi yan diperlukan untuk pembuatan sel-sel ini adalah besi, protein dan vitamin terutama asam folat dan B12. Dari semua ini, besi dan protein yang paling penting dalam pembentukan hemoglobin. Setiap orang harus memiliki sekitar 15 gram hemoglobin per 100 ml darah dan jumlah darah sekitar lima juta sel darah merah per millimeter darah.

Klasifikasi Anemia Menurut morfologi Mikro dan Makro menunjukkan ukuran sel darah merah sedangkan kromik menunjukkan warnanya. Ada tiga klasifikasi besar yaitu :
1)      Anemia Normositik Normokrom adalah Ukuran dan bentuk sel-sel darah merah normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang normal ( MCV dan MCHC normal atau rendah .
2)      Anemia Makrositik normokrom adalah Ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari normal tetapi konsentrasi hemoglobin normal
      ( MCV Meningkat,MCHC normal)
3)      Anemia Mikrositik Hipokrom adalah Ukuran sel-sel darah merah kecil mengandung Hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal ( MCV maupun MCHC kurang ).
Yang termasuk dalam kategori Anemia Mikrositik Hipokrom adalah Anemia defisiensi bisa terjadi akibat kekurangan besi, pirodoksin atau tembaga. Anemia Defisiensi Besi adalah keadaan dimana kandungan besi tubuh total turun dibawah tingkat normal yang terjadi akibat tidak adanya besi yang memadai untuk mensintesis Hemoglobin
PATOFISIOLOGI
Anemia defisiensi zat besi adalah anemia yang paling sering menyerang anak-anak. Bayi cukup builan yang lahir dari ibu nonanemik dan bergizi baik, memiliki cukup persediaan zat besi sampai berat badan lahirnya menjadi dua kali lipat umumnya saat berusia 4-6 bulan. Sesudah itu zat besi harus tersedia dalam makanan untuk memenuhi kebutuhan anak. Jika asupan zat besi dari makanan tidak mencukupi terjadi anemia defisiensi zat besi . Hal ini paling sering terjadi karena pengenalan makanan padat yang terlalu dini ( sebelum usia 4-6 bulan) dihentikannya susu formula bayi yang mengandung zat besi atau ASI sebelum usia 1 tahun dan minum susu sapi berlebihan tanpa tambahan makanan padat kaya besi. Bayi yang tidak cukup bulan, bayi dengan perdarahan perinatal berlebihan atau bayi dari ibu yang kurang gizi dan kurang zat besi juga tidak memiliki cadangan zat besi yang adekuat. Bayi ini berisiko lebih tinggi menderita anemia defisiensi besi sebelum berusia 6 bulan.
Anemia defisiensi zat besi dapat juga terjadi karena kehilangan darah yang kronik. Pada Bayi hal ini terjadi karena perdarahan usus kronik yang disebabkan oleh protein dalam susu sapi yang tidak tahan panas. Pada anak sembarang umur kehilangan darah sebanyak 1-7 ml dari saluran cerna setiap hari dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi. Pada remaja putri anemia defisiensi zat besi juga dapat terjadi karena menstruasi yang berlebihan.
PENYEBAB
1.      Sebagian besar anemia di Indonesia disebabkan oleh kekurangan zat besi.
2.      Zat besi adalah salah satu unsur gizi yang merupakan komponen pembentuk Hb atau sel darah merah. Oleh karena itu disebut “Anemia Gizi Besi”.
3.      Anemia Gizi Besi dapat terjadi karena :
a.       Kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan.
-         Makanan yang kaya akan kandungan zat besi adalah : makanan yang berasal dari hewani (seperti ikan, daging, hati, ayam).
-         Makanan nabati (dari tumbuh-tumbuhan) misalnya sayuran hijau tua, yang walaupun kaya akan zat besi, namun hanya sedikit yang bisa diserap dengan baik oleh usus.

b.      Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi.
-         Pada masa pertumbuhan seperti anak-anak dan remaja, kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat tajam.
-         Pada masa hamil kebutuhan zat besi meningkat karena zat besi diperlukan untuk pertumbuhan janin serta untuk kebutuhan ibu sendiri.
-         Pada penderita penyakit menahun seperti TBC.

c.       Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh.
Perdarahan atau kehilangan darah dapat menyebabkan anemia. Hal ini terjadi pada penderita :
-         Kecacingan (terutama cacing tambang). Infeksi cacing tambang menyebabkan perdarahan pada dinding usus, meskipun sedikit tetapi terjadi terus menerus yang mengakibatkan hilangnya darah atau zat besi.
-         Malaria pada penderita Anemia Gizi Besi, dapat memperberat keadaan anemianya.
-         Kehilangan darah pada waktu haid berarti mengeluarkan zat besi yang ada dalam darah
Difesiensi besi adalah penyebab anemia paling umum. Defesiensi besi dapat terjadi dari pola makan sehari-hari yang rendah besi. Kurang protein, asam folat, vitamin B12 dari makanan sehari-hari juga memungkinkan terjadinya anemia, mengingat pentingnya unsure-unsur tersebut dalam pembentukan sel-sel darah merah.
Anemia juga bisa disebabkan hal-hal lain seperti pendarahan kecil tetapi terus menerus (slow bleeding) seperti akibat wasir, tukak lambung, kanker lambung atau usus dan efek penggunaan aspirin atau obat-obat nonsteroidal anti inflamasi terus menerus, menstruasi berat, penyakit yang berhubungan dengan darah seperti leukemia dan infeksi (cacing, malaria).Pecandu alcohol, perokok, pasien dengan penyakit saluran pencernaan (gastritis, celiac disease atau crohn’s disease), vegetarian ekstrim, orang lanjut usia dan wanita hamil termasuk yang beresiko defisiensi besi, akibat gizi buruk atau kurang gizi atau penyerapan gizi kurng baik.
Tubuh mendaur ulang zat besi, yaitu ketika sel darah merah mati, zat besi di dalamnya dikembalikan ke sumsum tulang untuk digunakan kembali oleh sel darah merah yang baru. Tubuh kehilangan sejumlah besar zat besi hanya ketika sel darah merah hilang karena perdarahan dan menyebabkan kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi merupakan salah satu penyebab terbanyak dari anemia dan satu-satunya penyebab kekurangan zat besi pada dewasa adalah perdarahan.

Makanan yang mengandung sedikit zat besi bisa menyebabkan kekurangan pada bayi dan anak kecil, yang memerlukan lebih banyak zat besi untuk pertumbuhannya.
·        Pada pria dan wanit pasca menopause, kekurangan zat besi biasanya menunjukkan adanya perdarahan pada saluran pencernaan.
·        Pada wanita pre-menopause, kekurangn zat besi bisa disebabkan oleh perdarahan menstruasi bulanan.

GEJALA ANEMIA
Adapun gejala-gejala dari anemia adalah:
1. Lemah, lesu, pusing, mudah marah atau sulit konsentrasi.
2. Pucat terutama pada gusi dan kelopak mata atau bawah kuku.
3. Jantung berdebar nafas pendek.
4. Sariawan mulut atau lidah, bilur-bilur atau pendarahan tidak biasa.
5. Mati rasa atau kesemutan di daerah kaki.
6. Mual dan diare
7. Telapak tangan pucat ( Hb dibawah 8 g/dl )
8. Konjungtiva pucat ( Hemoglobin ( Hb) 6 sampai10 g/dl ).




Anemia pada akhirnya menyebabkan kelelahan, sesak nafas, kurang tenaga dan gejala lainnya.  Kekurangan zat besi memiliki gejala sendiri, yaitu:
- Pika              : suatu keinginan memakan zat yang bukan makanan seperti es batu, kotoran atau kanji
- Glositis         : iritasi lidah
- Keilosis         : bibir pecah-pecah
- Koilonikia     : kuku jari tangan pecah-pecah dan bentuknya seperti sendok.

Terjadinya anemia karena kekurangan zat besi.
Anemia karena kekurangan zat besi biasanya terjadi secara bertahap, melalui beberapa stadium.
Gejalanya baru timbul pada stadium lanjut.
  1. Stadium 1.
Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehingga menghabiskan cadangan dalam tubuh, terutama di sumsum tulang. Kadar ferritin (protein yang menampung zat besi) dalam darah berkurang secara progresif.
  1. Stadium 2.
Cadangan besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk pembentukan se darah merah, sehingga sel darah merah yang dihasilkan jumlahnya lebih sedikit.
  1. Stadium 3. 
Mulai terjadi anemia. Pada awal stadium ini, sel darah merah tampak normal, tetapi jumlahnya lebih sedikit. Kadar hemoglogin dan hematokrit menurun.
  1. Stadium 4.
Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi dengan mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah dengan ukuran yang sangat kecil (mikrositik), yang khas untuk anemia karena kekurangan zat besi.
  1. Stadium 5.
Dengan semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia, maka akan timbul gejala-gejala karena kekurangan zat besi dan gejala-gejala karena anemia semakin memburuk.


DIAGNOSA
            Pemeriksaan darah digunakan untuk mendiagnosis anemia. Biasanya penderita anemia diperiksa untuk mengetahui kekurangan zat besi. Kadar zat besi bisa diukur dalam darah. Kadar zat besi dan transferin (protein pengangkut zat besi yang berada diluar sel darah merah) diukur dan dibandingkan. Jika kurang dari 10% transferin yang terisi dengan zat besi, maka kemungkinan terjadi kekurangan zat besi. Tetapi pemeriksaan yang paling sensitif untuk kekurangan zat besi adalah pengukuran kadar ferritin (protein yang menampung zat besi). Kadar ferritin yang rendah menunjukkan kekurangan zat besi. Tetapi kadang kadar ferritin normal atau tinggi walaupun terdapat kekurangan zat besi karena feritin kadarnya bisa meningkat pada kerusakan hati, peradangan, infeksi atau kanker.
            Kadang diperlukan pemeriksaan yang lebih memuaskan untuk menegakkan diagnosis.
Pemeriksan yang paling khusus adalah pemeriksaan sumsum tulang, dimana contoh dari sel diperiksa dibawah mikroskop untuk menentukan kandungan zat besinya.

Akibat Anemia
Akibat anemia pada :
·        Anak-anak :
a.       Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
b.      Menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan otak.
c.       Meningkatkan risiko menderita penyakit infeksi karena daya tahan tubuh menurun.

·        Wanita :
a.       Anemia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah sakit.
b.      Menurunkan produktivitas kerja.
c.       Menurunkan kebugaran.

·        Remaja putri :
a.       Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
b.      Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
c.       Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.
d.      Mengakibatkan muka pucat.

·        Ibu hamil :
a.       Menimbulkan perdarahan sebelum atau saat persalinan.
b.      Meningkatkan risiko melahirkan Bayi dengan Berat Lahir Rendah atau BBLR (<2,5 kg).
c.       Pada anemia berat, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan/atau bayinya.

PENGOBATAN
            Langkah pertama adalah menentukan sumber dan menghentikan perdarahan, karena perdarahan merupakan penyebab paling sering dari kekurangan zat besi.
Mungkin diperlukan obat-obatan atau pembedahan untuk:
         - mengendalikan perdarahan menstruasi yang sangat banyak
         - memperbaiki tukak yang mengalami perdarahan
         - mengangkat polip dari usus besar
         - mengatasi perdarahan dari ginjal.

Biasanya juga diberikan tambahan zat besi. Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet.

Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya.

Biasanya diperlukan waktu 3-6 minggu untuk memperbaiki anemia karena kekurangan zat besi, meskipun perdarahan telah berhenti. Jika anemia sudah berhasil diperbaiki, penderita harus melanjutkan minum tablet besi selama 6 bulan untuk mengembalikan cadangan tubuh. Pemeriksaan darah biasanya dilakukan secara rutin untuk meyakinkan bahwa pasokan zat besi mencukupi dan perdarahan telah berhenti.

Kadang zat besi harus diberikan melalui suntikan. Hal ini dilakukan pada penderita yang tidak dapat mentoleransi tablet besi atau penderita yang terus menerus kehilangan sejumlah besar darah karena perdarahan yang berkelanjutan. Waktu penyembuhan dari anemia yang diobati dengan tablet besi maupun suntikan adalah sama.
Mencegah dan Mengobati Anemia
A.     Meningkatkan Konsumsi Makanan Bergizi.
·        Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe).
·        Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
B.     Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah (TTD).
C.     Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti: kecacingan, malaria dan penyakit TBC.

THERAPI
Usaha pengobatan ditujukan pada pencegahan dan intervensi. Pencegahan tersebut mencakup ; Menganjurkan Ibu-Ibu untuk memberikan ASI, Makan makanan kaya zat besi dan minum vitamin pranatal yang mengandung besi.
Terapi untuk mengatasi anemia defisiensi zat besi terdiri dari program pengobatan berikut ;
·        Zat besi diberikan per oral dalam dosis 2 – 3 mg/kg unsur besi semua bentuk zat besi sama efektifnya ( fero sulfat, fero fumarat, fero suksinat, fero glukonat.
·        Vitamin C harus diberikan bersama dengan besi ( Vitamin C meningkatkan absorpsi besi)
Terapi besi hendaknya diberikan sekurang-kurangnya selama 6 minggu setelah anemia dikoreksi untuk mengisi kembali cadangan besi. Zat besi yang disuntikkan jarang dipakai lagi kecuali terdapat penyakit malabsorpsi usus halus.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar