SISTEM ALAT GERAK
Alat gerak
dibagi atas 2 yaitu alat gerak pasif dan alat gerak aktif. Otot disebut dengan
alat gerak aktif sedangkan tulang dan kulit disebut dengan alat gerak pasif.
A. alat gerak pasif
- Rangka
Adalah tulang-tulang yang tersusun sedemikian rupa dengan sistim
tertentu.
Fungsi rangka adalah:
- Sebagai penompang dan penunjang tegaknya tubuh.
- Memberi bentuk tubuh.
- Melindungi
alat-alat sebagian tubuh yang lunak.
- Sebagai alat ferak pasif.
- Sebagai
tempat melekatnya otot-otot rangka.
- Sebagai pembentukan sel darah.
- Penimbunan mineral.
1.2. Macam-Macam Rangka
a. Rangka Aksial
Rangka aksial yang kita sebut
juga dengan rangka sumbu tubuh terdiri dari tulang-tulang yang membentuk sumbu
tubuh, diantaranya adalah:
1). Tulang tengkorak
Tulang
tengkorak berfungsi melindungi otak, organ pendengaran dan organ penglihatan.
Hubungan antartulang yang terdapat pada tempurung kepala termasuk jenis suture,
yaitu tidak ada gerak.
Tabel penyusun tulang tengkorak
|
Bagian tulang
tengkorak
|
Nama tulang penyusun
|
Jumlah
|
|
Tulang tempurung (kranium)
|
Tulang dahi (Frontalis)
Tulang ubun-ubun (Parietalis)
Tulang pelipis (Temporalis)
Tulang kepala belakang (Osipitalis)
Tulang baji (Stenoid)
Tapis (Ethmoid)
|
1
2
2
1
1
1
|
|
Tulang wajah
|
Tulang rahang atas (Maksilaris)
Tulang hidung (Nasalis)
Tulang pipi (Zigomatikus)
Tulang air mata (Lakrimalis)
Tulang langit-langit (Palatinus)
Tulang konka nasalis inferior
Tulang rahang bawah (Mandibula)
Tulang vomer
|
2
2
2
2
2
2
1
1
|
2) Tulang hioid
Tulang hioid merupakan tulang yang
berbentuk seperti huruf U. Terletak di antara laring dan mandibula. Hioid
berfungsi sebagai tempat melekatnya beberapa otat mulut dan lidah. Jumlah
tulang hioid hanya 1 pada setiap manusia.
3) Tulang belakang (vertebrae)
Tulang belakang atau yang disebut dengan
vertebrae (baca: vertebre) ber fungsi menyangga berat tubuh. Tulang belakang
memungkinkan manusia melakukan berbagai macam posisi dan gerakan, misalnya
berdiri, duduk atau berlari. Tulang belakang terdiri dari beberapa bagian.
tabel penyusun tulang belakang
|
Bagian tulang
|
Nama tulang penyusun
|
Jumlah
|
|
Tulang belakang
|
Tulang leher (Serviks)
Tulang punggung (Thorax)
Tulang pinggang (Lumbar)
Tulang selangkang (Sacrum)
Tulang ekor (Koksigea)
|
7
12
5
Pada bayi ada 5, ketika dewasa berfusi menjadi 1
Pada bayi ada 4, ketika dewasa berfusi menjadi 1
|
.
4) Tulang dada (sternum) dan Tulang
rusuk (costa)
Tulang dada (sternum) dan tulang rusuk
(costa) bersama-sama membentuk perisai pelindung bagi organ-organ penting yang
terdapat di dada, yaitu paru-paru dan jantung. Tulang rusuk (costa) juga
berhubungan dengan tulang belakang (vertebrae).
|
Bagian tulang
|
Nama tulang penyusun
|
Jumlah
|
|
Tulang dada (Sternum)
|
Manubrium
Gladiolus
Xifoid
|
1
1
1
(namun setelah dewasa ketiga
tulang ini berfusi menjadi 1)
|
|
Tulang rusuk (Costa)
|
Tulang rusuk sejati
Tulang rusuk palsu
Tulang rusuk melayang
|
7
3
2
|
b. Rangka Apendikuler
Rangka apendikuler merupakan rangka yang
menyusun alat gerak. Rangka apendikuler terdiri atas bahu, tulang-tulang
tangan, telapak tangan, panggul, tungkai, dan telapak kaki. Secara umum rangka
apendikuler menyusun alat gerak, tangan dan kaki.
tabel penyusun rangka apendikuler
|
|
||
|
Tulang
|
Nama tulang penyusun
|
Jumlah
|
|
Bagian atas
|
Tulang selangka (Klavikula)
Tulang belikat (Skapula)
Tulang pangkal lengan (Humerus)
Tulang hasta (Ulna)
Tulang pengumpil (Radius)
Tulang pergelangan tangan (Karpal):
Skafoid
Lunate
Triquetrum
Pisiform
Trapesium
Trapesoid
Kapitatum
Hamate
Tulang telapak tangan (Metakarpal)
Jari tangan (Falanges)
|
2
2
2
2
2
16 (8 pada tiap tangan)
2
2
2
2
2
2
2
2
10
28
|
|
Bagian bawah
|
Tulang koksa atau inomiat
Ileum
Ischium
Pubis
Tulang paha (Femur)
Tulang lutut (Patella)
Tulang betis (Fibula)
Tulang kering (Tibia)
Tulang pergelangan kaki (Tarsal):
Kalkaneus
Talus
Kuboid
Navikular
Kuneformis
Tulang telapak kaki (Metatarsal)
Jari kaki (Falanges)
|
2 (masing-masing merupakan gabungan dari 3
tulang di kiri dan kanan)
1
1
1
2
2
2
2
14 (7 pada tiap kaki)
2
2
2
2
6
10
28
|
Ket:
1). Tulang selangka (Klavikula)
Tulang selangka (Klavikula) merupakan
tulang leher membentuk bagian depan bahu.
2). Tulang belikat (Skapula)
Tulang belikat (skapula) terdapat di atas
sendi bahu dan merupakan bagian pembentuk bahu.
3). Tulang panggul (Koksa)
Setiap makhluk vertebrata memiliki jumlah
tulang panggul (Koksa) 2. 1 bagian terdapat pada bagian kiri dan 1 bagiannya lagi
pada bagian kanan. Tulang panggul membentuk tulang gelang panggul yang
berfungsi untuk menahan berat tubuh. Sewaktu lahir setiap tulang panggul
(Koksa) sebetulnya terdiri dari 3 tulang yaitu ileum, ischium, dan pubis.
setelah dewasa ketiga tulang ini bersatu menjadi tulang panggul (koksa).
4). Tulang pangkal lengan (Humerus), hasta (Ulna), Pengumpil (Radius)
Tulang pangkal lengan (Humerus) bersama
dengan tulang pengumpil (Radius) dan tulang hasta (Ulna) menyusun lengan atas
dan lengan bawah.
5). Tangan dan kaki
Tulang tangan tersusun atas tulang-tulang
pergelangan tangan, telapak tangan dan jari-jari. Jari tangan terdiri dari tiga
ruas kecuali ibu jari yang hanya mempunyai dua ruas.
1.3. Tulang
Tulang merupakan komponen
pembentuk rangka tubuh. Tulang-tulang
dalam tubuh membentuk sistem rangka. Rangka manusia terdiri dari 206 tulang.
Rangka dibedakan atas 3 macam yaitu:
Jenis tulang
·
Tulang rawan yaitu tulang yang terdiri atas sel-sel tulang
rawan yang disebut dengan kondroblas. Sel-sel
ini mengeluarkan matriks yang disebut dengan kondrin. Lama-kelamaan kondroblas akan terkurung oleh matriknya
sendiri dalam ruangan.di dalam lakunan terdapat kondroblas yang bersifat tidak
aktif.
·
Tulang keras yaitu kumpulan sel tulang yang mengeluarkan
matriks yang mengandung zat kapur dan fosfat. Tulang keras dibedakan atas dua
yaitu:
a. Tulang
Kompak
Merupakan
tulang dengan matriks yang bersifat padat dan rapat, misalnya lapisan luar
tulang pipa.
b. Tulang
Spons
Tulang
spons memiliki matriks berongga.
Menurut bentuknya tulang dibedakan menjadi 3
yaitu:
·
Tulang pipih
Berbentuk gepeng, tulang pipih mempunyai dua lapisan
tulang kompak yaitu lamina ekserna dan interna ossis karnil. Kedua lapisan di pisahkan oleh satu
lapisan tulang spongiosa disebut diploe.
·
Tulang pendek
Berbentuk seperti kubus atau
pendek tidak beraturan. Tulang ini menunyai inti tulang spongiosa yang
dikelilingi tulang kompak.
Contoh tlang telapak tangan
dan ruas-ruas tulang belakang.
·
Tulang pipa
Berbentuk
seperti tabung, kedua ujungnya bulat dan bagianan tengahnya silindris. Bagian
dalam tulang tersebut terdapat rongga berisi tulang sumsum belakang. Tulang
pipah terbagi atas tiga bagian yaitu bagian ujung disebut dengan epifisis,
bagian tengan disebut dengan diafisis
tersusun tulang kers serta diantara epifisis dan diafisis disebut dengan
·
Tulang tidak Beraturan
Tulang jenis ini merupakan
gabungan dari berbagai bentuk tulang. Contohnya adalah tulang wajah dan tulang
yang terdapat pada ruas-ruas tulang belakang cakreapifisis atau metafisis.
1.4. Pembentukan dan Pertumbuhan
Tulang
Osifikasi
atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur
embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Osifikasi dimulai dari sel-sel
mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung
pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah
akan membentuk kondroblas.
Pembentukan
tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago).
Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang
rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas
ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi
periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di
daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan
membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya
zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel
tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini.
Kemudian
akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari
zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh
darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.
Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.
Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.
Selama
pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah
kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise,
dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh
memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga
sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada
saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang
baru di daerah permukaan.
1.5. Persendian
Sendi
Sendi merupakan hubungan antartulang
sehingga tulang dapat digerakkan. Hubungan dua tulang disebut persendian (artikulasi).
Komponen penunjang
Beberapa komponen penunjang
sendi:
- Kapsula sendi
adalah lapisan berserabut yang melapisi sendi. Di bagian dalamnya terdapat
rongga.
- Ligamen (ligamentum) adalah jaringan pengikat yang mengikat luar ujung tulang yang saling membentuk persendian. Ligamentum juga berfungsi mencegah dislokasi.
- Tulang rawan hialin (kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang menutupi kedua ujung tulang. Berguna untuk menjaga benturan.
- Cairan sinovial
adalah cairan pelumas pada kapsula sendi.
Macam-macam
persendian
Ada berbagai macam tipe
persendian:
Sinartrosis
Sinartrtosis adalah persendian yang tidak memperbolehkan pergerakan. Dapat
dibedakan menjadi dua:
- Sinartrosis sinfibrosis: sinartrosis yang tulangnya dihubungkan jaringan ikat fibrosa. Contoh: persendian tulang tengkorak.
- Sinartrosis sinkondrosis: sinartrosis yang dihubungkan oleh tulang rawan. Contoh: hubungan antarsegmen pada tulang belakang.
Diartrosis
Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Dapat
dikelempokkan menjadi:
- Sendi peluru: persendian yang memungkinkan pergerakan ke segala arah. Contoh: hubungan tulang lengan atas dengan tulang belikat.
- Sendi pelana: persendian yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi, namun tidak ke segala arah. Contoh: hubungan tulang telapak tangan dan jari tangan.
- Sendi putar: persendian yang memungkinkan gerakan berputar (rotasi). Contoh: hubungan tulang tengkorak dengan tulang belakang I (atlas).
- Sendi luncur: persendian yang memungkinkan gerak rotasi pada satu bidang datar. Contoh: hubungan tulang pergerlangan kaki.
- Sendi
engsel: persendian yang memungkinkan gerakan satu
arah. Contoh: sendi siku
antara tulang
lengan atas
dan tulang hasta.
Amfiartosis
persendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan sehingga
memungkinkan terjadinya sedikit gerakan
- Sindesmosis: Tulang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen. Contoh:persendian antara fibula dan tibia.
- Simfisis: Tulang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan yang berbentuk seperi cakram. Contoh: hubungan antara ruas-ruas tulang belakang.
2. Kulit
Kulit manusia terdiri atas epidermis dan dermis. Kulit berfungsi
sebagai alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di lapisan dermis.
Epidermis
Epidermis tersusun atas
lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan
kulit mati, yang dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan
Malpighi terdiri atas lapisan spinosum
dan lapisan germinativum.
Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum
mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, mengantikan lapisan sel-sel pada
lapisan korneum. Lapisan Malpighi
mengandung pigmen melanin yang
memberi warna
pada kulit.
Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah,
akar rambut,
ujung syaraf, kelenjar keringat, dan kelenjar
minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang
dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hai, tergantung pada kebutuhan tubuh
dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain
sebagai alat ekskresi adalah sebgai organ penerima rangsangan, pelindung
terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk
pengaturan suhu tubuh.
Pada suhu lingkunga tinggi
(panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar.
Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan sisa
metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke
permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun
sehingga kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan
rendah, kelenjar keringat tidak aktid dan pembuluh kapiler di kulit menyempit.
Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya
keringat dikontrol oleh hipotamulus.
B. ALAT GERAK AKTIF
OTOT
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuan berkontraksi . otot memendek
jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot terjadi
jika otot sedang melakukan kegiatan , sedangkan relaksasi otot terjadi jika
otot sedang beristirahat.
Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:
Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih
pendek dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih
panjang dari ukuran semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filament aktin dan filament miosin. Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot-serabut otot menyusun satu otot.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filament aktin dan filament miosin. Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot-serabut otot menyusun satu otot.
1. Jenis – Jenis Otot
Berdasarkan bentuk morfologi, sistem kerja
dan lokasinya dalam tubuh, otot dibedakan menjadi tiga, yaitu otot lurik, otot
polos, dan otot jantung.
a. Otot lurik (Otot Rangka)
Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja
di bawah kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunvai jalur-jalur
melintang gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun
berselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunvai banvak inti.
Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat
berkali - kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh
fasia super fasialis.
Gabungan
otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:
1.
ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung
2. urat
otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil.
Urat otot (tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat. Berdasarkan
cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut ini:
1. Origo merupakan tendon
yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika otot
berkontraksi.
2. Insersio merupakan
tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi.
Otot yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi, Sebaliknya jika otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadi kisut atau mengalami atrofi.
Otot yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi, Sebaliknya jika otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadi kisut atau mengalami atrofi.
b. Otot Polos
Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot viseral).
Otot polos tersusun dari sel – sel yang berbentuk kumparan halus. Masing –
masing sel memiliki satu inti yang letaknya di tengah. Kontraksi otot polos
tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh saraf otonom.
Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh,
misalnya pada:
1. Dinding saluran pencernaan
2. Saluran-saluran pernapasan
3. Pembuluh darah
4. Saluran kencing dan kelamin
c. Otot Jantung
Otot jantung mempunyai struktur yang sama
dengan otot lurik hanya saja serabut – serabutnya bercabang - cabang dan saling
beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom.
Letak inti sel di tengah. Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot lurik yang bekerja tidak menurut kehendak.
Letak inti sel di tengah. Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot lurik yang bekerja tidak menurut kehendak.
2. Fungsi Otot
Otot dapat berkontraksi karena adanya
rangsangan. Umumnya otot berkontraksi bukan karena satu rangsangan, melainkan
karena suatu rangkaian rangsangan berurutan.rangsangan kedua memperkuat
rangsangan pertama dan rangsangan ketiga memeprkuat rangsangan kedua . dengan
demikian terjadilah ketegangan atau tonus yang maksimum . tonus yang maksimum
terus – menerus disebut tetanus.
3. Sifat Kerja Otot
Sifat kerja otot dibedakan atas antagonis dan
sinergis seperti berikut ini:
a. Antagonis
Antagonis adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak
berlawanan, contohnya adalah:
1. Ekstensor(
meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot bisep.
2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.
2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.
3. Depresor (ke bawah)
dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala merunduk dan menengadah.
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.
b. Sinergis
Sinergis
adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah. Contohnya pronator
teres dan pronator kuadratus.
4. Mekanisme Gerak Otot
Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan
mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen dan Huxly (l955) mengemukkan
teori kontraksi otot yang disebut model sliding filaments.
Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen miosin.. Rangsangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi.
Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen miosin.. Rangsangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi.
Pada waktu kontraksi, filamen aktin
meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H adalah bagian terang di
antara 2 pita gelap). Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang tetap
panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan zona H
bertambah pendek waktu kontraksi.
Ujung miosin dapat mengikat ATP dan
menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong
pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi.
Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan
khusus pada aktin membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin
dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah, pada saat
inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung myosin
menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin terpecah
ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi
berulang Iagi.
6. Sumber Energi untuk Gerak Otot
ATP (Adenosht Tri Phosphat) merupakan
sumber energi utama untuk kontraksi otot. ATP berasal dari oksidasi karbohidrat
dan lemak. Kontraksi otot merupakan interaksi antara aktin dan miosin yang
memerlukan ATP.
ATP ---- ADP + P
Aktin + Miosin -------------------------
Aktomiosin
ATPase
Fosfokreatin merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat dalam konsentrasi tinggi pada otot. Fosfokreatin tidak dapat dipakai langsung sebagai sumber energi, tetapi fosfokreatin dapat memberikan energinya kepada ADP.
Kreatin
Fosfokreatin + ADP ----------------- keratin + ATP
Fosfokinase
Pada otot lurik jumlah
fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP. Pemecahan ATP dan fosfokreatin
untuk menghasilkan energy tidak memerlukan oksigen bebas. Oleh sebab itu , fase
kontraksi otot sering disebut fase anaerob.
Gangguan dan kelainan pada tulang:
a) Gangguan mekanis yaitu gangguan akibat jatuh atua benturan akibat benda
keras.
1. fisura atau retak tulang dapat di perbaiki
karena periosteum akan membentuk kalus( sambungan).
2. fraktura atau patah tulang umumnya pada
tulang pipa.
3. memar sendi apabila selaput sendi
mengalami robek.
4. urai sendi yaitu memar sendi yang di ikuti
lepasnya ujung tulang dari persendihan.
b)
Gangguan fisiologis yaitu gangguan karena
di sebabkan kelainan.
1. hydrocephalus yaitu kelainan yang ditandai
pengumpulan abnormal cairan spinal dan terjadinya pelebaran rongga dalam otak
sehingga kepala membesar.
2. mikrocephalus yaitu gangguan pertumbuhan
tulang tengkorak karena kekurangan zat kapur saat pembentukan tulang pada bayi.
3. osteoporosis yaitu pengeroposan tulang
yang terjadi karena kekurangan hormon sehingga tulang mudah patah dan rapuh.
4. rakhitis yaitu gangguan tulang karena
kekurangan vitamin D.
c)
Kesalahan sikap juga dapat menyebabkan
kelainan yaitu:
1.
Lordosis yaitu jika bagian
leher dan panggul terlalu membengok ke depan.
2.
kiposis yaitu jika bagian
panggul terlalu membengkok ke bagian belakang.
3.
scoliosis yaitu bagian punggung
membengkok ke kanan atau ke kiri.
d)
Gangguan persendihan
1.
ankolosis yaitu persendihan
yang tidak dapat digerakan seolah-olah kedua tulang menyatu.
2. Dislokasi yaitu srndi bergeser dari
kedudukan semula.
3. terkilir atau keseleo yaitu tertariknya
ligament akibat gerak yang mendadak.
4. Artritis yaitu peradangan pada satu atau
beberapah sendi dan kadang-kadang posisi tulang mengalami perubahan.
e)
Infeksi sendi yaitu kelainan akibat
enfeksi antara lain sebagai berikut:
1. Artritis eksudatif yaitu peradangan pada
sendi dan terisi cairan nanah
2. Artritis sika yaitu peradangan sendi
sehingga rongga sendi menjadi kering.
3. Layuh sendi yaitu suatu keadaan tidak
bertenaga pada persendihan akibat rusaknya cakreapifisis tulang anggota gerak.
nekrosis yaitu kerusakan pada
cakreapifisis tulang sehingga bagian tulang m
f. Kelainan pada Otot
Kelainan pada otot dapat disebabkan oleh beberapa
hal sebagai berikut:
a. Atrofi
Atrofi merupakan suatu keadaan mengecilnya otot sehingga kehilangan
kemampuan berkontraksi.
b. Kelelahan Otot
Kelelahan otot terjadi karena terus menerus melakukan aktivitas, dan bila
ini berlanjut dapat terjadi kram.
c. Tetanus
Tetanus adalah otot vang terus menerus berkontraksi (tonus atau kejang)
akibat serangan bakteri Clostridium tetani.
d. Miestenia Gravis
Miestenia Gravis adalah melemahnya otot secara berangsur-angsur sehingga
menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Penyebabnya belum diketahui dengan
pasti.
e. Kaku Leher (Stiff)
Stiff adalah peradangan otot trapesius leher sehingga leher terasa kaku.
Stiff terjadi akibat kesalahan gerak.
Kasus yang Diangkat
1.
Osteoporosis
Osteoporosis
adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan
penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan
tulang.
Klasifikasi
a.
Osteoporosis primer
Osteoporosis primer sering
menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.
b. Osteoporosis
sekunder
Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit
yang berhubungan dengan :
- Cushing's
disease
- Hyperthyroidism
- Hyperparathyroidism
- Hypogonadism
- Kelainan hepar
- Kegagalan ginjal
kronis
- Kurang gerak
- Kebiasaan minum alkohol
- Pemakai obat-obatan/corticosteroid
- Kelebihan kafein
- Merokok
Penyebab
Osteoporosis
postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita
yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun
lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita
kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita
kulit hitam.
Osteoporosis
senilis
kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan
pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi
pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2
kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
Kurang dari 5% penderita
osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan
medis lainnya atau oleh obat-obatan.Penyakit ini bisa disebabkan oleh
gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan
(misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon
tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa
memperburuk keadaan ini.
Osteoporosis
juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini
terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon
yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya
tulang.
Gejala
Kepadatan tulang
berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis),
sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita
tidak memiliki gejala.
Jika kepadatan tulang
sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul
nyeri tulang dan kelainan bentuk.
Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung
menahun. Tulang
belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung,
yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh,
daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan
menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan
yang abnormal dari tulang belakang (punuk
Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit.
Tulang lainnya bisa patah,
yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh. Salah
satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul. Yang juga sering terjadi adalah
patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan
tangan, yang disebut fraktur Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung
menyembuh secara perlahan.
Diagnosa
Pada seseorang yang mengalami
patah tulang, diagnosis osteoporosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan
fisik dan rontgen
tulang. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan
lainnya yang bisa diatasi, yang bisa menyebabkan osteoporosis.
Untuk mendiagnosis
osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan pemeriksaan yang menilai
kepadatan tulang. Pemeriksaan yang paling akurat adalah DXA (dual-energy x-ray absorptiometry).
Pemeriksaan ini aman dan tidak menimbulkan nyeri, bisa dilakukan dalam waktu
5-15 menit. DXA sangat berguna untuk:
- wanita
yang memiliki risiko tinggi menderita osteoporosis
- penderita yang diagnosisnya belum
pasti
- penderita
yang hasil pengobatannya harus dinilai secara akurat.
Patogenesis
Mekanisme yang mendasari dalam semua kasus osteoporosis
adalah ketidakseimbangan antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang. Dalam
tulang normal, terdapat matrik konstan remodeling tulang; hingga 10% dari
seluruh massa tulang mungkin mengalami remodeling pada saat titik waktu
tertentu. Proses pengambilan tempat dalam satuan-satuan multiseluler tulang (bone multicellular units (BMUs))
pertama kali dijelaskan oleh Frost tahun 1963.[1] Tulang diresorpsi oleh sel osteoklas (yang diturunkan dari
sumsum tulang), setelah tulang baru disetorkan oleh sel osteoblas.[2]
Pengobatan
Tujuan
pengobatan adalah meningkatkan kepadatan tulang. Semua wanita, terutama yang
menderita osteoporosis, harus mengkonsumsi kalsium
dan vitamin D
dalam jumlah yang mencukupi.
Wanita paska menopause yang menderita osteoporosis juga bisa mendapatkan estrogen
(biasanya bersama dengan progesteron) atau alendronat, yang bisa memperlambat atau
menghentikan penyakitnya. Bifosfonat juga digunakan
untuk mengobati osteoporosis.
Alendronat
berfungsi:
- mengurangi kecepatan penyerapan
tulang pada wanita pasca menopause
- meningkatakan
massa tulang di tulang belakang dan tulang panggul
- mengurangi
angka kejadian patah tulang.
Supaya diserap dengan baik, alendronat harus diminum
dengan segelas penuh air pada pagi hari dan dalam waktu 30 menit sesudahnya
tidak boleh makan atau minum yang lain. Alendronat bisa mengiritasi lapisan saluran pencernaan bagian atas, sehingga setelah
meminumnya tidak boleh berbaring, minimal selama 30 menit sesudahnya. Obat ini
tidak boleh diberikan kepada orang yang memiliki kesulitan menelan atau
penyakit kerongkongan dan lambung tertentu.
Kalsitonin dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang menderita patah tulang belakang yang disertai nyeri. Obat ini bisa diberikan dalam bentuk suntikan atau semprot hidung. Tambahan fluorida bisa meningkatkan kepadatan tulang. Tetapi tulang bisa mengalami kelainan dan menjadi rapuh, sehingga pemakaiannya tidak dianjurkan.
Pria yang menderita
osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan tambahan vitamin D, terutama jika
hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuhnya tidak menyerap kalsium dalam
jumlah yang mencukupi. Jika kadar testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron.
Patah tulang karena
osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya diatasi dengan
tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips atau diperbaiki dengan
pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai
nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi fisik.
Pencegahan
Pencegahan
osteoporosi meliputi:
- Mempertahankan
atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup
- Melakukan olah raga
dengan beban
- Mengkonsumsi
obat (untuk beberapa orang tertentu).
Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat
efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur
30 tahun). Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa
meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak
mendapatkan cukup kalsium. Akan tetapi tablet kalsium dan susu yang dikonsumsi
setiap hari akhir - akhir ini menjadi perdebatan sebagai pemicu terjadi
osteoporosis, berhubungan dengan teori osteoblast.
Olah raga beban (misalnya berjalan dan menaiki tangga)
akan meningkatkan kepadatan tulang. Berenang tidak
meningkatkan kepadatan tulang.
Estrogen membantu
mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum bersamaan dengan
progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif
dimulai dalam 4-6 tahun setelah menopause; tetapi jika baru dimulai lebih dari
6 tahun setelah menopause, masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan
mengurangi risiko patah tulang. Raloksifen merupakan obat
menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada estrogen
dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara
atau rahim.
Untuk mencegah osteroporosis, bisfosfonat (contohnya alendronat), bisa
digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi sulih hormon.
Epidemiologi
Sementara ini diperkirakan 1 dari 3 wanita dan 1 dari 12
pria di atas usia 50 tahun di seluruh dunia mengidap osteoporosis. Ini menambah
kejadian jutaan fraktur lainnya pertahunnya yang sebagian besar melibatkan
lumbar vertebra, panggul dan pergelangan tangan (wrist). Fragility fracture
dari tulang rusuk juga umum terjadi pada pria.
Fraktur
Panggul
Fraktur panggul paling sering
terjadi akibat osteoporosis. Di AS, lebih dari 250.000 fraktur panggul
pertahunnya merupakan akibat dari osteoporosis. [3] Ini diperkirakan bahwa seorang wanita kulit putih usia 50
tahun mempunyai waktu hidup 17,5% berisiko fraktur femur
proksimal. Insidensi fraktur panggul meningkat setiap dekade dari
urutan ke 6 menjadi urutan ke 9 baik untuk wanita maupun pria pada semua
populasi. Insidensi
tertingi ditemukan pada pria dan wanita usia 80 tahun ke atas.[4]
Fraktur
Vertebral
Antara 35-50% dari seluruh wanita usia di atas 50 tahun setidaknya satu
mengidap fraktur vertebral. Di AS, 700.000 fraktur vertebra terjadi pertahun,
tapi hanya sekitar 1/3 yang diketahui. Dalam urutan kejadian 9.704 wanita usia
68,8 tahun pada studi selama 15 tahun, didapatkan 324 wanita sudah menderita
fraktur vertebral pada saat mulai dimasukkan ke dalam penelitian; 18.2% berkembang
menjadi fraktur vertebra, tapi risiko meningkat hingga 41.4% pada wanita yang
sebelumnya telah terjadi fraktur vertebra. [5]
Fraktur
Pergelangan Tangan
Di AS,
250.000 fraktur pergelangan tangan setiap tahunnya merupakan akibat dari
osteoporosis.[3]
Fraktur pergelangan tangan merupakan tipe fraktur ketiga paling umum dari
osteoporosis. Resiko waktu hidup yang ditopang fraktur Colles sekitar 16%
untuk wanita kulit putih. Ketika wanita mencapai usia 70 tahun, sekitar 20%-nya
setidaknya terdapat satu fraktur pergelangan tangan[4]
Fraktur Tulang Rusuk
Fragility fracture
dari tulang iga umumnya terjadi pada laki-laki usia muda 25 tahun ke atas.
Tanda-tanda osteoporosis pada pria ini sering diabaikan karena sering aktif
secara fisik dan menderita fraktur pada saat berlatih aktivitas fisik.
Contohnya ketika jatuh saat berski air atau jet ski. Bagaimanapun, tes cepat
dari tingkat testosteron individu berikut diagnosis fraktur akan nampak dengan
mudah apakah individu kemungkinan berisiko.
D. Mikrosefali
Definisi
Mikrosefalus adalah suatu keadaan dimana ukuran
kepala (lingkar puncak kepala) lebih kecil dari ukuran kepala rata-rata pada bayi
berdasarkan umur dan jenis kelamin. Dikatakan lebih kecil jika ukuran
lingkar kepala kurang dari 42 cm atau lebih kecil dari standar deviasi
3 dibawah angka rata-rata. Mikrosefalus seringkali terjadi akibat kegagalan
pertumbuhan otak pada kecepatan yang normal. Berbagai keadaan dan penyakit yang
mempengaruhi pertumbuhan otak bisa menyebabkan mikrosefalus. Mikrosefalus
seringkali berhubungan dengan keterbelakangan mental. Mikrosefalus
bisa terjadi setelah infeksi yang menyebabkan kerusakan pada otak pada bayi
yang sangat muda (misalnya meningitis dan meningoensefalitis).
Penyebab utama
· sindroma down
· sindroma cri du chat
· sindroma seckel
· sindroma rubinstein-taybi
· trisomi 13 atau 18
· sindroma smith-lemli-opitz
· sindroma cornelia de lange
Penyebab sekunder
· fenilketonuria pada ibu
yang tidak terkontrol
· keracunan metil merkuri
· rubella kongenital
· toksoplasmosis kongenital
· sitomegalovirus kongenital
· penyalahgunaan obat ibu hamil
· kekurangan gizi (malnutrisi).
Penanganan
Perawatan pada mikrosefalus tergantung kepada
penyebabnya. Bayi yang menderita mikrosefalus seringkali bisa bertahan hidup
tetapi cenderung mengalami keterbelakangan mental, gangguan koordinasi otot dan
kejang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar