Senin, 14 September 2015

NAMA UNTUK ANAK PEREMPUAN










Anak perempuan sebagai anugerah di malam ke-13 bulan
purnama yang menerangi hati
3. AINA TALITA ZAHRAN
Mata seorang gadis yang berkilau
4. AINIYA FAIDA AZMI
Anak yang memiliki ketegaran hati dan bermanfaat bagai
pohon rimbun yang bersemi
5. AINUN MAHYA
Mata yang bersinar
6. AISHA ALIFA
Keramahtamahan yang hidup
7. AISHA FARHANA
Anak perempuan yang hidup dan bergembira
8. AKIFA NAILA
Wanita yang raji beritikaf di masjid dan suka memberi
9. ANNISA FAIHA
Anak perempuan yang memiliki banyak kelebihan
10. ANNISA KASTURI NAIM
Anak perempuan penghuni surga yang harum bagai bunga
kasturi
11. ARIQA FATINA
Anak perempuan baik budi dan menarik hati
12. ASKANA SAKHI
Anak perempuan yang baik hati dan murah hati
13. ASSYIFATU HAIFA
Anak perempuan yang bagaikan obat penawar dahaga
14. ATHIFA FARIHAN WARDA
Anak perempuan yang memiliki perasaan gembira bagai bunga
mawar
15. ATIKA BALQIS AZIZAH
Ratu mulia yang pemurah
16. ATIKA ZAHRA RATIFA
Anak perempuan yang berakhlak baik, pemurah dan berseri-
seri
17. ATIQA FAIRUZ KHALISA
Anak perempuan yang cantik bagai permata murni
18. AULIA IZZATUNNISA
Anak perempuan yang penuh rasa cinta dan kemuliaan
Nama bayi Awalan B
19. BADRIYYA SHALIHA
anak perempuan yang cantik dan shalihah
20. BAHIYYA ATIQA FAIHA
anak perempuan yang cantik yang memiliki keindahan dan
banyak kelebihan
21. BAITI DURRIYA
Rumahku adalah cahaya mutiara
22. BALQIS ADZRA
Ratu yang terhormat
23. BARIA KAMILIA
Anak perempuan yang bagaikan pepohonan yang selalu hijau
dan unggul
24. BASIMA SHALIHA
Senyuman anak perempuan yang shalihah
25. BASIMA WARDATUL ZHAHIRA
Anak perempuan yang tersenyum bagai bunga mawar yang
bercahaya
26. BASYASYA AFIFA
Anak perempuan yang memiliki wajah berseri-seri sedang
mensucikan diri
27. BILQIS FAIHA RIFDA
Ratu yang memiliki banyak kelebihan pemberi pertolongan
28. BILQIS UFAIRA
Ratu yang pemberani
29. BURAIRA BALQIS FAIHA
Ratu yang memiliki banyak kelebihan dan selalu berbuat baik
30. BUSYRA FITRIYANI
Kabar gembira dari anak perempuan yang suci
31. BUTSAINA IFTITAH NAILA
Permulaan dari anak perempuan yang cantik adalah anugerah
Nama bayi Awalan D
32. DALIYA ZAHRA KHASIEB
Anak perempuan yang bagaikan bunga pohon anggur yang
subur
33. DARY ARRIFDA
Anak perempuan pemberi pertolongan yang lemah lembut
34. DARY AZZALFA
Anak perempuan yang bagaikan permukaan mutiara yang
lembut
35. DIANA DURRIYATUL JANNA
Agama yang bercahaya bagai mutiara surga
36. DIANA SYAUQIA
Anak perempuan yang bagaikan agama yang dirindukan
37. DURATU ANNASIHA
Mutiara nasihat
38. DURATUL HIKMAH
Mutiara Hikmah
39. DURRATUL JINAN
Mutiara Surga
40. DURRRIYA NAILA TALITA
Gadis yang suka memberi bagaikan cahaya mutiara
41. DZAKIRA AFTANI
Anak perempuan yang memiliki ingatan yang mengagumkan
42. DZAKIRA TALITA ZAHRA
Gadis yang berzikir bagai bunga
43. DZAKIYYA TALITA SAKHI
Gadis cerdas yang murah hati
Nama bayi Awalan F
44. FADYA JAMIL ANNIDA
Seruan indah yang menyelamatkan
45. FAIDA ANNAILA
Pemberian yang bermanfaat
46. FAIHA NADA ZALFA
Anak perempuan yang bagaikan embun di kulit mutiara yang
banyak kelebihannya
47. FAIZA ALYA AZIZA
Pemenang yang tinggi dan mulia
48. FAJRA NADA NADIFA
Anak perempuan yang bagaikan embun pagi yang bersih
49. FAKHIRA SALWA NABILA
Burung puyuh yang bagus dan cerdik
50. FANY AZHAR AZIZA
Bunga yang fana dan mulia
51. FARAH AZHAR
Anak perembuan yang bagaikan Bunga-bunga dan kesenangan
52. FARHANA RAQWANI
Kemajuan yang menggembirakan
53. FARIDA KAMILA ZUHDI
anak perempuan yang bagaikan permata yang mahal dan
sempurna yang rendah hati
54. FATIHA RUSYDA ADDIEN
Agama pembuka jalan yang lurus
55. FAUZIA RAFIFA
Anak perempuan yang berakhlak baik adalah kemenangan
yang gemilang
56. FITRI SYAFIA
Anak perempuan yang suci dan sehat
Nama bayi Awalan G
57. GHAZIYA HAFIZA
anak perempuan pejuang yang menjaga kesuciannya
Nama bayi Awalan H
58. HAFIZA KHAIRA LUBNA
Kebaikan dan kecerdasan yang terpelihara kesuciannya
59. HAIFA AISH FAIHA
Anak perempuan yang ramping dan memiliki banyak kelebihan
60. HAMDA SAKHIA
Anak perempuan yang banyak bersyukur dan murah hati
61. HANA AISH SALMA
Anak perempuan yangyang bahagia dan selamat
62. HANA KHAIRUNNISA
Sebaik-baiknya anak perempuan yang bahagia
63. HANIA SYAKIRA
Ucapan selamat dan rasa syukur
64. HANIFA RASYIDA
Muslimah yang teguh dan tegar
65. HASNA NABILA
Anak perempuan yang cantik dan cerdik
66. HAURA NAZHIFA
Anak perempuan yang berkulit putih dan bersih
67. HUSNIA RANI ZAHRA
Bunga yang indah dan mempesona
Nama bayi Awalan I
68. IFFA ASTILA RAHMA
Anak perempuan yang memiliki keturunan yang baik, rasa
hormat dan kasih sayang
69. IFTINA ASSYABIYA RAFIFA
Gadis kecil yang berakhlk baik yang mengagumkan
70. ILMI SUHAIMA
Anak perempuan yang memiliki ilmu tentang keberuntungan
71. IMA SHABIRA
Pemimpin yang penyabar
72. INAYA AZMI ATHIFA
anak perempuan yang memiliki perhatian, keteguhan hati dan
perasaan
73. INAYA AZMI ATHIFA
anak perempuan yang memiliki perhatian, keteguhan hati dan
perasaan
74. INAYA RAFA
Anak perempuan yang memiliki perlindungan yang tinggi
75. INSYIRA FAUZIA
Kegembiraan atas kemenangan yang gemilang
76. IRTIA NAZIHA
Kesenangan yang jauh dari hal-hal yang buruk
77. IZA NAJDA
Anak perempuan yang memiliki keberanian dan kehormatan
diri
Nama bayi Awalan J
78. JAMILA RAFIF LUTHFIA
Anak perempuan yang cantik dan lembut yang berakhlak baik
79. JANNATU SAUQIYA
Anak perempuan bagaikan surga yang dirindukan
80. JARIA SALSABILA
Amal yang tak terputus laksana mata air surga
81. JAUHARA ZAHRANI
anak perempuan yang bagaikan permata yang berkilauan
82. JAUZA JAHIRA
Anak perempuan yang bagaikan buah kenari yang berkilau
83. JIHAN TALITA ULFA
Gadis berwawasan luas yang ramah
84. JUHAINA ZAKIYA
anak perempuan yang bagaikan kebun yang tumbuh dengan
baik
Nama bayi Awalan K
85. KALILA RIFDA
Anak perempuan yang memberi pertolongan dengan lemah
lembut
86. KAMILIA ULFA
Persahabatan yang sempurna
87. KARIMA HAURA ZUHDA
Anak perempuan berkulit putih yang mulia dan rendah
hatiWanita berkulit putih yang mulia dan rendah hati
88. KHADZIYA NISRINA
Bunga mawar putih yang harum baunya
89. KHAIRA TALITA RUMI
Gadis yang baik hati laksana seorang penyair Ibnu Rumi
90. KHAIRUNNISA SALSABILA
Sebaik-baiknya wanita laksana mata air surga
91. KHALIFA SAKHI
Anak perempuan sebagai pemimpin yang murah hati
92. KHANSA SABIHA
Semoga seperti seorang pejuang muslimah yang wajahnya
berseri-seri
93. KHATAMI SAHIRA
Mata air terakhir
94. KHAZANA RIDHA NAILA
Anak perempuan yang suka memberikan hartanya dengan
ikhlas
Nama bayi Awalan L
95. LABIBAH ZAKIYYA
Anak perempuan yang cerdik dan cerdas
96. LAILA FAIHA
Malam yang memiliki banyak kelebihan
so
97. LAIMUNA HAURA HASNA
Gadis berkulit putih yang cantik laksana jeruk yang manis
98. LATIFA QOTRUNNADA
anak perempuan yang lembut bagaikan tetesan embun
99. LUJNA KAMILA
Bukit datar yang ditumbuhi pepohonan yang selalu hijau
100. LUQYANA FARHA
Perjumpaan kita yang menggembirakan
101. LUTHFIA NISRINA
Gadis yang lembut bagaikan bunga mawar putih
102. LUTHFIA ZAHRA TALITA
Gadis lemah lembut yang selalu berseri-seri
Nama bayi Awalan M
103. MAHDIYATU SYAUQIYA
Anak perempuan yang selalu rindu mendapatkan hidayah
104. MAHIRA HASNA KAMILA
Kepandaian dan kecantikan yang sempurna
105. MAISYARA SALSABILA
Ketenangan mata air surga
106. MARDIYATU EL-HAZIMA
Anak perempuan yang teliti dan mendapatkan keridhoan Allah
107. MAWADDATU SHIFWA
Kasih sayang seorang sahabat akrab
108. MUAZARA ULFA
Anak perempuan yang mendapatkan pertolongan dari
persahabatan
109. MUFIDA SALSABILA
Anak perempuan yang bermanfaal laksana mata air surga
Nama bayi Awalan N
110. NABILA HASNA AMIRA
Kecerdikan dan kecantikan seorang ratu
111. NADA FAJRIA SALSABILA
Embun pagi dari mata air surga
112. NADHIFATUL AZHAR
Bunga-bunga yang bersih
113. NAFLA SYAKIRA
Bunga matahari yang pandai bersyukur
114. NAILA MUAZARA ULFA
Anak perempuan yang suka memberi pertolongan dan
keramahan
115. NAJWA KHAIRA WILDA
Bisikan kebaikan dari seorang bidadari
116. NAURA HASNA ANNIDA
Anak perempuan yang mempesona bagai bunga yang indah
117. NAURA NADHIFA AKMAL
Bunga yang bersihnya lebih sempurna
118. NIDA RANIA FAJRIA
Seruan yang mempesona di pagi hari
119. NISRINA ARIJ HISANA
Bunga mawar putoh yang sangat harum dan cantik
120. NUDA BAHIRA RAMADHANI
Pelangi yang indah di bulan Ramadhan
Nama bayi Awalan Q
121. QONITA ISMAN TAQIYYA
Anak perempuan yang taat kepada suami dan bertaqwa
kepada Tuhannya
122. QOSAMA AFKAR BASHIRA
Keindahan dari buah pikiran yang bijaksana
123. QOTRUNNADA SALSABILA
Tetesan embun dari mata air surga
Nama bayi Awalan R
124. RAFIA FATINA
Anak perempuan anggun yang menarik perhatian
125. RAFIFATU RIFDA
Anak perempuan yang berakhlak baik dan suka memberi
pertolongan
126. RAHIMA TALITA SHALIHA
Gadis baik yang penuh kasih sayang
127. RAHMA SHAFIYYA
Kasih sayang dari seorang kawan yang tulus
128. RAIDA FAKHIRA
Pemimimpin perempuan yang membanggakan
129. RAIHANA YASMINA FAIHA
Bunga melati yang harum dan memiliki banyak kelebihan
130. RANIATU JANNA
Surga yang mempesona
131. RASYIDATU MARWA
Petunjuk jalan yang lurus di bukit Marwa
132. RASYIDATU NAJA
Petunjuk yang menuju keselamatan
133. RASYIDATU SHAFA
Petunjuk jalan yang lurus di bukit Shafa
134. RAUDHATU JANNA
Taman surga
Nama bayi Awalan S
135. SAHLA SAIDA
Anak perempuan yang mendapatkan kemudahan dan
kebahagiaan
136. SAKINATU MARWA
Ketengangan saat berada di bukit Marwa
137. SALIMA NAZIHA
Anak perempuan yang selamat dan bersih dari noda
138. SALSABILA NADHIFA
Mata air surga yang bersih
139. SALWA ZAKIYYA
Burung puyuh yang tumbuh dengan baik
140. SAYYIDA HAKAMA
Pemimpin perempuan yang bijaksana
141. SAYYIDATU HAIBA
Pemimpin perempuan yang berwibawa
142. SHOFIE SALSABILA
Mata air surga yang jernih
143. SUHAILA ILMA NAFIA
Kemudahan dalam mendapatkan ilmu yang bermanfaat
144. SUKAINA FARIHA
Anak perempuan yang tenang dan periang
s
145. SYAFIYYA RAHMA
Seorang teman yang tulus penuh kasih sayang
146. SYAWWAL HUSNAYAN
Bulan Syawwal yang penuh kemenangan
147. SYIFA SAUQIYA
Anak perempuan laksana obat penawar rindu
Nama bayi Awalan T
148. TAHANY SYAKIRA
Ucapan selamat dan rasa syukur
149. TALITA HASNA HUMAIRA
Gadis yang cantik yang pipinya kemerah-merahan
150. TAMIMATU EL-QAIDA
Pemimimpin perempuan yang kuat
151. TASMIRA KAMIL
Permata yang indah dan sempurna
152. TASNIM THUFAILA
Angin semilir yang lembut dan halus
153. TSABITA SHIFWA
Sahabat yang memiliki keteguhan hati
Nama bayi Awalan U
154. UFAIRA NUR AFIFA
Anak perempuan pemberani yang memancarkan cahaya
kesucian diri
155. ULFA ALIYA FITRI
Anak perempuan yang memiliki rasa persahabatan yang tinggi
dan suci
156. ULFA KHAIRUNNISA
Sebai-baik wanita yang ramah terhadap orang lain
157. ULFA RAHMA HAYATI
Wanita yang penuh rasa persahabatan dan kasih sayang
dalam kehidupanku
158. UZDA JAMILA
Anak perempuan yang memiliki kelebihan yang indah
159. UZDA SHAFIYYA
Kawan yang tulus dan memiliki kelebihan
Nama bayi Awalan W
160. WAFIYATU WARDA
anak perempuan yang bagaikan bunga mawar yang sempurna
161. WARDA FATINA
Bunga mawar yang mengagumkan
162. WAZIRA HUWAIDA
Menteri wanita yang lemah lembut
Nama bayi Awalan Y
163. YAFIA AZHAR
Bunga-bunga yang tinggi
164. YASMINA KHAIRUNNISA
The best woman like jasmine
165. YUMNA FARIHA
Anak perempuan yang mendapatkan beruntung dan bahagia
166. YUSRIYYA KAMILA
Anak perempuan yang bagaikan kemudahan yang sempurna
Nama bayi Awalan Z
167. ZAHIDA QALBI NADHIFA
Anak perempuan rendah hati yang memiliki hati yang bersih
168. ZAHIRA FAIRUZ
Anak perempuan yang bercahaya bagaikan permata
169. ZAHIYA KAMILIA
Indah bagaikan pepohonan yang selalu hijau
170. ZAHRA ALMAIRA RAHMAN
Putri (kerajaan) bunga yang penuh kasih
171. ZAHRA AMIRA RAHMANI
Anak perempuan yang bagaikan Bunga yang memimpin
dengan kasih sayang penuh kasih
172. ZAHRATU NIDA
Bunga yang mempesona
173. ZALFA NAQIYYA
Permukaan mutiara yang jernih
174. ZARA NADIA AKHYAR

Kamis, 10 April 2014

Berani Hidup harus Berani Dewasa


Berani Hidup harus Berani Dewasa

“Menjadi anak-anak adalah sebuah fase kehidupan, menjadi tua adalah sebuah kepastian. Tapi menjadi dewasa adalah sebuah pilihan dan keberanian”
Berani dewasa bukan urusan usia – meski usia punya kontribusinya – tapi ini soal sikap. Soal keberanian memilih mana sesuatu yang terbaik dari pilihan hidup yang kita jalani. Berani dewasa adalah pilihan hidup yang tidak sederhana. Ini bukan semata karena bertambahnya usia. Tapi berani dewasa adalah keputusan sikap, sudut pandang, pola pikir, dan tindakan yang benar-benar didasarkan pada kesadaran penuh. Berani dewasa adalah berani memutuskan bahwa tujuan hidupnya adalah di akhirat sana.

Ada seorang sahabat yang pernah berkata kepada saya: “Menjadi anak-anak adalah sebuah fase kehidupan, itu benar. Tapi kalau menjadi tua adalah sebuah kepastian, itu salah. Bagaimana dengan mereka yang belum mengalami masa tuanya, tapi sudah keburu meninggal? Bukankah tua itu artinya belum pasti?” Saya hanya tersenyum kala itu dan membalas kata-katanya dengan jawaban yang saya lupa isinya, tapi intinya begini: Yang disebut tua bukanlah dari lamanya seseorang hidup atau bayaknya angka yang mewakili usianya. Tapi menurut saya, yang disebut tua adalah bertambahnya usia seseorang dari hari ke hari. Sebab tidak ada batasan usia antara yang tua dan yang muda. Seseorang dengan usianya yang 30 tahun akan merasa muda bila dibandingkan dengan mereka yang usianya 50 tahun. Tapi seseorang yang usianya 20 tahun, akan mengatakan bahwa mereka yang berusia 30 tahun sudah terbilang tua. Jadi, yang menjadi masalahnya disini adalah factor bertambahnya usia, bukan banyaknya usia.

Para orang tua yang seharusnya sudah bisa menjadi dewasa, malah justru terlambat menjadi dewasa. Banyak laki-laki pengecut yang maunya enak sendiri memainkan perasaan perempuan tanpa berani bersikap dewasa untuk mengambil keputusan tanggung jawab pernikahan. Para mahasiswa dan mahasiswi yang seenaknya menghambur-hamburkan uang tanpa pernah berani dewasa menanggung lelah dan letih bergelut dengan berbagai ilmu, dan maunya hanya yang instan saja mencontek sana sini. Atau pelaku-pelaku kemungkaran yang tak pernah berani bersikap dewasa untuk jujur terhadap hati nuraninya yang dalam, bahwa kemungkaran akan tetap menjadi sebuah tindakan tercela walau ditutupi dengan kebaikan-kebaikan yang semu. Juga pemimpin-pemimpin yang tidak pernah bersikap dewasa menerima takdirnya sebagai pelayan rakyat. Banyak anak-anak yang menghabiskan masa mudanya hanya untuk bersenang-senang tanpa mau bersikap dewasa mengubah paradigma mereka menjadi pemuda/pemudi yang lebih aktif dan produktif. Atau pedagang-pedagang culas yang hanya memikirkan keuntungan pribadi mereka semata tanpa pernah berani dewasa bahwa menerima hukum usaha yang adil adalah lebih baik untuknya. Dan juga orang-orang yang tidak berani dewasa, bila miskin ia mengeluh, angkuh, dan kufur, bila kaya ia tak bersyukur, bila bodoh ia menipu, dan bila pintar ia membodohi orang. Dan begitu seterusnya.
Berani dewasa adalah keputusan jiwa yang tidak sederhana. Sebab seringkali ia berada pada posisi yang sangat kontras dengan fitrah lahiriyah seseorang. Pernah suatu ketika, masih dengan sahabat yang sama, ia menuturkan bahwa pernyataan “Menjadi dewasa adalah sebuah pilihan dan keberanian” adalah kurang tepat. Alasannya, dia memberikan contoh. Jika boleh memilih, maka anak-anak yang hidup di jalanan yang harus berkelahi dengan waktu bekerja sana sini demi mempertahankan hidup, akan lebih memilih untuk menjadi anak-anak yang waktunya tidak terbuang di jalanan, tetapi dirumah, bermain dengan anak-anak lain pada umumnya dan bersekolah dengan tenang.
Lagi-lagi saya hanya tersenyum dan menjawabnya dengan tenang. Sebuah kedewasaan itu terlahir dari ketulusan dan keikhlasan hati. Anak-anak yang dimaksudkan diatas tadi hanyalah korban dari keadaan. Mereka belum bisa dikatakan dewasa jika mereka masih memilih untuk hidup layaknya anak-anak pada umumnya. Dan hal itu juga tak bisa disalahkan sebab fitrah seorang anak adalah menerima kasih sayang dari orang tuanya dan tidak menjadi korban eksploitasi keadaan. Namun kembali lagi ke pembahasan awal, bahwa yang dikatakan dewasa adalah ia yang mau menerima kenyataan hidup dengan lapang, tulus, dan ikhlas. Jika anak-anak yang hidup di jalanan itu dapat dengan rela dan ikhlas menjalani kehidupan mereka sebagai tukang semir sepatu atau pedagang asongan demi membantu kehidupan keluarga mereka misalnya, maka tak perlu dipertanyakan lagi akan kedewasaan mereka.
Berani hidup harus berani dewasa. Berani dewasa harus berani mengambil sikap dan keputusan untuk kehidupan yang lebih baik. Berani dewasa juga perlu perngorbanan yang tidak mudah. Berani dewasa harus berani mengalah untuk menang. Berani dewasa harus berani mengambil resiko. Berani dewasa harus berani menerima tantangan. Berani dewasa harus berani mencari ilmu yang bermanfaat. Berani dewasa harus berani memberikan contoh yang baik. Berani dewasa harus berani berbuat, dan tidak hanya bicara. Berani dewasa harus berani memberikan kebaikan dimanapun ia berada. Berani dewasa harus berani menatap kehidupan di masa mendatang.
Berani hidup harus berani dewasa. Hidup ini memang tidak mudah. Namun lebih tidak mudah lagi jika hidup tanpa berani menjadi dewasa. Bahwa fase demi fase adalah kepastian. Setiap usia punya jenjangnya, ada situasinya, sulit dan mudahnya. Tapi keberanian menjadi dewasa adalah sebuah keniscayaan yang dengannya kita lalui segala fase itu, kita kejar cita-cita akhir kita, di puncak keridhoan Allah swt. Wallahu ‘alam.


ini adalah pelajaran berharga dari  nurlailazahra

KETIKA KASIH SAMPAI DAN TAK SAMPAI

07/04/2014 oleh Siti Mukhalifah
KEKASIH....................
Apa kabar kebahagiaanmu, apakah dia sebaik kesedihanku?
Apa kabar mata indahmu, apakah ia masih setabah airmataku untuk menampung segala perihmu?
Apa kabar sepasang lenganmu, masihkah ia sekuat lenganku untuk menopang semua kepedihanmu?
Apa kabar sepasang mutiara di dadamu, masihkah ia berdegup kencang setiap kali kau sebut namaku?

Rindu ini telah menjelma api, membakar bait-bait puisi; menikam jantung yang maha sunyi.
Kutasbihkan namamu dalam doa-doaku, agar segala kesakitanku selalu memaafkanmu. Untuk satu tetes airmata, cinta membutuhkan ribuan doa sepanjang hidupnya. Aku percaya pada kata-kata, aku percaya pada puisi. Sebab, tak ada yang benar-benar abadi, selain Tuhan dan puisi.

Pulanglah, kekasihku, ke dalam pelukan puisi; meski getir, takdir bukanlah untuk ditangisi.
Saat kau begitu erat memelukku, ada sesuatu yg ingin dibangunkan dari tidur panjangnya; mungkin luka, mungkin juga cinta.

Bolehkah kukunjungi sunyimu, biar kupeluk kecemasanmu, agar hidupmu dan juga hidupku; tak pernah dilukai waktu.

Jika kata-kata hanya melukai, untuk apa kutuliskan kau sebuah puisi?

Aku ingin terus mencintaimu, dgn cinta yg tak pernah tunduk pada waktu; cinta yg selalu memayungi kebahagiaan hidupmu.

Mungkin, cinta memberikan kita kesedihan, agar hidup selalu memiliki harapan.

Engkau boleh pergi, tapi kesedihanmu tak pernah kubiarkan sendiri...

Barangkali, kehilangan adalah cara terbaik cinta belajar ketabahan, dan juga mengakhiri segala kecemasan

Aku, yang terlahir dari birahi dan kecupanmu, kelak akan abadi dalam ranum bibirmu.

Kekasihku, setiap kali kau tengadahkan tangan, aku ingin menjadi pertama yang kau sebut dengan penuh kerinduan

Sebelum pergi, ingin kucatat riwayat-riwayat kebahagiaan ini, agar hidup dan kesedihanmu; tak kubaca lagi dalam puisi

Biarlah puisi setia dengan jalannya sendiri, tak perlu kebahagiaanmu dan kesedihanku merecoki

andai jalan kita tak sama semoga ke ikhlasan tetap ada dalam hati seyum dan senyum kasih karna hidup terus berjalan.






Selasa, 11 Oktober 2011

DESAIN PENELITIAN CROSSECTIONAL DAN CASE CONTROL

A.       Ruang Lingkup Penelitian Cross Sectional

            Studi cross sectional adalah suatu penelitian yang menggunakan rancangan atau desain observasi dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Semua pengukuran variabel (dependen dan indpenden) yang diteliti dilakukan pada waktu yang sama
2.      Tidak ada periode follow-up
3.      Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan prevalensi penyakit tertentu
4.      Pada penelitian ini tidak terdapat kelompok pembanding
5.      Hubungan sebab- akibat hanya merupakan perkiraan saja
6.      Penelitian ini dapat menghasilkan hipotesis
7.      Merupakan penelitian pendahuluan dari penelitian analitis

Cross sectional dapat dilakukan dimana saja sesuai dengan tujuan penelitian dan subjeknya baik komunitas, institusi, klinik, dll.  Cross sectional berguna untuk mendeskripsikan penyakit dan paparan pada populasi pada satu titik waktu  tertentu. Data yang dihasilkan dari studi potong-lintang adalah data prevalensi.  Tetapi  studi  potong-lintang  dapat  juga  digunakan  untuk  meneliti hubungan  paparan-penyakit, meskipun  bukti  yang  dihasilkan  tidak  kuat  untuk menarik  kesimpulan  kausal  antara  paparan  dan  penyakit,  karena  tidak  dengan desain studi ini tidak dapat dipastikan bahwa paparan mendahului penyakit. 
Studi potong  lintang (cross  sectional)  bersifat  non-directional  sebab  hubungan  antara  paparan  dan penyakit  pada  populasi  diteliti  pada  satu waktu  yang  sama.  Cara  studi  potong lintang  meneliti  hubungan  antara  paparan  dan  penyakit: 
1.      Membandingkan prevalensi penyakit pada berbagai subpopulasi yang berbeda status paparannya;
2.      Membandingkan  status  paparan  pada  berbagai  subpopulasi  yang  berbeda status penyakitnya.
Frekuensi penyakit dan paparan pada populasi diukur pada saat  yang  sama, maka  data  yang  diperoleh   merupakan  prevalensi  (kasus  baru dan  lama),  bukan  insidensi  (kasus  baru  saja),  sehingga  studi  potong  lintang disebut juga studi prevalensi, atau survei. Pada studi potong lintang, karena bersifat “non-directional”, peneliti tidak bisa  menghitung  insidensi  (kasus  baru),  yang  menunjukkan  risiko  terjadinya penyakit  dalam  suatu  periode  waktu.  Jadi  pada  studi  potong  lintang,  peneliti tidak  bisa menghitung  risiko  dan  risiko  relatif  (RR). Data  yang  diperoleh  studi potong  lintang  adalah  prevalensi,  terdiri  atas  kasus  baru  dan  lama.  Prevalensi adalah jumlah kasus yang ada di suatu saat dibagi dengan jumlah populasi studi. Jika  prevalensi  penyakit  pada  kelompok  terpapar  dibagi  dengan  prevalensi penyakit  pada  kelompok  tak  terpapar, maka  diperoleh  Prevalence  Ratio  (PR). Demikian  pula  jika  odd  penyakit  pada  kelompok  terpapar  dibagi  dengan  odd penyakit pada kelompok tak terpapar, diperoleh Prevalence Odds Ratio (POR).

1.      Tujuan Studi Cross Sectional
Secara garis besar, tujuan penelitian cross sectional adalah sebagai berikut
a.       Penelitian cross sectional digunakan untuk mengetahui masalah kesehatan masyarakat di suatu wilayah, misalnya suatu sampling survey kesehatan untuk memperoleh data dasar untuk menetukan strategi pelayanan kesehatan atau digunakan untuk membandingkan keadaan kesehatan masyarakat disuatu saat
b.      Penelitian dengan pendekatan cross sectional digunakan untuk mengetahuiprevalensi penyakit tertentu  di suatu daerah tetapi dalam hal- hal tertentu prevalensi penyakit yang ditemukan dapat digunakan untuk mengadakan estimasi insidensi penyakit tersebut. misalnya penyakit yang menimbulkan bekas sepertivariola karena dari bekas yang ditinggalkan dapat diperkirakan insidensi penyakittersebut dimasa lalu tetapi akan sulit memperkirakan insidensi berdasarkan bekas yang ditinggalkan bila bekas tersebut tidak permanen.
c.       Penelitian cross sectional dapat digunakan untuk memperkirakan adanya hubungan sebab akibat bila penyakit itu mengalami perubahan yang jelas dan tetap, misalnyapenelitian hubungan antara golongan darah dengan karsinoma endometrium
            Bila perubahan yang terjadi tidak jelas dan tidak tetap seperti penyakit yang menimbulkan  perubahan biokimia atau perubahan fisiologi dilakukan penelitian cross sectional karena pada penelitian ini sebab dan akibat ditentukan pada waktu yang sama dan antara sebab akibat dapat saling mempengaruhi misalnya hubungan antara hipertensi dengan tingginya kadar kolesterol darah.
d.      Penelitian cross sectional dimaksudkan untuk memperoleh hipotesis spesifik yang akan diuji melalui penelitian analitis, misalnya dalam suatu penelitian cross sectional di suatu daerah ditemukan bahwa sebagian besar penderita diare menggunakan air kolam sebagai sumber air minum. Dari hasil ini belum dapat dikatakan bahwa air kolam tersebut factor resiko timbulnya diare, tetapi penemuan tersebut hanya merupakan suatu perkiraan atau hipotesis yang harus diuji melalui penelitian analitis.

2.      Langkah-langkah Studi Cross Sectional
Untuk melakukan penelitian dengan pendekatan cross sectional dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut.
a.       Identifikasi dan perumusan masalah
Masalah yang akan diteliti harus diidentifikasi dan dirumuskan dengan jelas agar dapat ditentukan tujuan penelitian dengan jelas
Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan mengadakan penelaahan terhadap insidensi dan prevalensi berdasarkan catatan yang lalu untuk mengetahui secara jelas bahwa  masalah yang sedang dihadapi merupakan masalah yang penting untuk diatasi melalui suatu penelitian. Dari masalah tersebut dapat diketahui lokasi masalah tersebut berada.
b.      Menetukan tujuan penelitian
Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan jelas agar orang dapat mengetahui apa yang akan dicari, dimana akan dicari, sasaran, berapa banyak dan kapan dilakukan serta siapa yang melaksanakannya.
Sebelum tujuan dapat dinyatakan dengan jelas, hendanya tidak melakukan tindakan lebih lanjut. Tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian karena dari tujuan ini dapat ditentukan metode yang akan digunakan.
c.       Menentukan lokasi dan populasi studi
Dari tujuan penelitian dapat diketahui lokasi penelitian dan ditentukan pula populasi studinya. Biiasanya, penelitian cross sectional tdak dilakukan terhadap semua subjek studi, tetapi dilakukan kepada sebagian populasi dan hasilnya dapat diekstrapolasi pada populasi studi tersebut.
Populasi studi dapat berupa populasi umum dan dapat berupa kelompok populasi tertentu tergantung dari apa yang diteliti dan di mana penelitian dilakukan
Agar tidak terjadi kesalahan dalam pengumpulan data, sasaran yang dituju yang disebut subjek studi harus diberi criteria yang jelas, misalnya jenis kelamin, umur, domisili, dan penyakit yang diderita. Hal ini penting untuk mengadakan ekstrapolasi hasil penelitian yaitu kepada siapa hasil penelitian ini dilakukan
d.      Menentukan  cara dan besar sampel
Pada penelitian cross sectional diperlukan perkiraan besarnya sampel dan cara pengambilan sampel. Perkiraan besarnya sampel dapat dihitung dengan rumus Snedecor dan Cochran berikut.
1)      Untuk data deskrit
n=  besar sampel
p=  proporsi yang diinginkan
q=  1-p
Z=  simpangan dari rata- rata distribusi normal standard
L= besarnya selisih antara hasil sampel dengan populasi yang masihh dapat diterima

2)      Untuk data kontinyu
            S2= varian sampel
Cara pengambilan sampel sebaiknya dilakukan acak dan disesuaikan dengan kondisi populasi studi, besarnya sampel, dan tersediannya sampling frame yaitu daftar subjek studi pada populasi studi.

e.       Memberikan definisi operasional
f.        Menentukan variable yang akan diukur
g.       Menyusun  instrument pengumpulan data
Instrument yang akan digunakan dalam penelitian harus disusun dan dilakukan uji coba. Instrument ini dimaksudkan agar tidak terdapat variable yang terlewatt karena dalam instrument  tersebut berisi semua variable yang hendak diteliti
Instrument dapat berupa daftar pertanyaan atau pemeriksaan fisik atau laboratorium atau radiologi dan lain- lain disesuaikan dengan tujuan penelitian
h.       Rancangan analisis
Analisis data yang diperoleh harus sudah dirrencanakan sebelum penelitian dilaksanakan agar diketahui perhitungan yang akan digunakan. Rancangan analisis harus disesuaikan dengan tujuan penelitian agar hasil penelitian dapat digunakan untuk menjawab tujuan tersebut.

3.       Keuntungan dan Kekurangan Cross Sectional
Penelitian yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian sebagai berikut.
Keuntungan dari cross sectional yaitu :
  1. Mudah untuk dilaksanakan
  2. Hasil segera diperoleh
  3. Dapat menjelaskan hubungan antara fenomena kesehatan yang diteliti dengan faktor-faktor terkait (terutama karakteristik yang menetap)
  4. merupakan studi awal dari suatu rancangan studi kasus-kontrol maupun kohort
  5. Dalam penelitian epidemiologi, pendekatan cross sectional merupakan cara yang cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa
  6. Penelitian cross sectional dapat menghasilkan hipotesis spesifik untuk penelitian analitis (baseline information).
  7. Pendekatan cross sectional dapat digunakan untuk mengetahui prevalensi penyakit tertentu dan masalah kesehatan yang terdapat dimasyarakat dan dengan demikian dapat digunakan untuk menyusun perencanaan pelayanan kesehatan
  8. Memudahkan pengumpulan data dalam waktu relative singkat

Disamping beberapa keuntungan yang telah  disebutkan di atas, penelitian dengan pendekatan cross sectional tidak luput dari beberapa kerugian berikut
  1. Hanya kasus prevalens atau yang tidak terkena dampak tertentu yang diteliti
  2. Membutuhkan skema sampling yang terencana baik sehingga dapat memberikan kesempatan yang sama kepada setiap orang untuk terpilih
  3. Penelitian cross sectional tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu
Untuk mengatasi kelemahan ini dapat dilakukan dengan mengadakan penelitian cross sectional berulang- ulang agar dapat diketahui perubahan yang terjadi, misalnya perubahan prevalensi penyakit TBC di suatu daerah, tetapi  cara ini juga mempunyai kelemahan yaitu pada penelitian berikutnya telah terjadi perubahan  dalam distribusi golongan umur dan orang- orang dengan golongan umur tertentu yang bukan berasal dari kohort yang sama karena kemungkinan terjadi migrasi ke  dalam atau ke luar.
Contoh lain adalah survey untuk memperoleh gambaran kesehatan masyarakat disekitar bendungan yang dilakukan sebelum dan setelah dibangunnya bendungan PLTA Cirata, Jawa Barat (Eko Budiarto, dkk., 1982). Penelitian ini menggunakan rancangan pre- intervensi dan post intervensi tanpa kelompok kontrol
d.      Informasi yang diperoleh tidak mendalam sehingga sering kali masalah kesehatan yang dicari tidak diperoleh.
  1. Sulit untuk perhitungan besarnya resiko secara akuran dan sulit menentukan  besarnya insidensi penyakit
  2. Lebih membutuhkan subjek yang lebih besar  terutama bila variable yang diteliti cukup banyak
  3. Tidak dapat digunakan untuk penelitian terhadap penyakit yang jarang dalam masyarakat

B.        Ruang Lingkup Penelitian Retrospektif (Kasus Kontrol)
Penelitian retrospektif sering disebut juga penilitian kasus control, ekspos  factor dan untuk memudahkan agar tidak terjadi kesalahan maka disarankan untuk menggunakan istilah trohok atau trohoc (Alvan Feinstein) yaitu cohort yang dibaca dari belkang sesui dengan proses perjalanna penyakit yang diikuti, sedangkan pada penelitian kohort proses diikuti kedepan artinya dari factor resiko mencari insidensi, sedangkan penelitian retrospektif mengikuti proses ke belakang dari penderita pada keadaan awal untuk mencari factor resiko.
Studi case control adalah rancangan penelitian epidemiologi yang mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya. Ciri-ciri studi case control adalah pemilihan subyek berdasarkan status penyakit, untuk kemudian dilakukan pengamatan apakah subyek mempunyai riwayat terpapar faktor penelitian atau tidak. Karakteristik case control antara lain :
  1. Merupakan penelitian observasional yang bersifat retrospektif
  2. Penelitian diawali dengan kelompok kasus dan kelompok kontrol
  3. Kelompok kontrol digunakan untuk memperkuat ada tidaknya hubungan sebab-akibat
  4. Terdapat hipotesis spesifik yang akan diuji secara statistik
  5. Kelompok kontrol mempunyai risiko terpajan yang sama dengan kelompok kasus
  6. Pada penelitian kasus-kontrol, yang dibandingkan ialah pengalaman terpajan oleh faktor risiko antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol
  7. Penghitungan besarnya risiko relatif hanya melalui perkiraan melalui perhitungan odds ratio
            Studi case control bersifat retrospektif, yang maksudnya adalah  jika  peneliti  menentukan  status  penyakit  dulu,  lalu  mengusut  riwayat  paparan  ke belakang. Arah pengusutan seperti  itu bisa dikatakan “anti-logis”, sebab peneliti mengamati  akibatnya  dulu  lalu meneliti  penyebabnya,  sementara  yang  terjadi sesungguhnya  penyebab  selalu  mendahului  akibat.
Pada  studi  kasus  kontrol,  peneliti  menggunakan kasus-kasus  yang  sudah  ada  dan memilih  kontrol  (non-kasus)  yang  sebanding. Lalu peneliti mencari  informasi  status  (riwayat) paparan masing-masing  subjek kasus dan kontrol. Jadi pada studi kasus kontrol peneliti  tidak bisa menghitung risiko  dan  risiko  relatif  (RR).  Sebagai  ganti  risiko,  pada  studi  kasus  kontrol peneliti menggunakan odd. What  is odd? Odd adalah probabilitas dua peristiwa yang berkebalikan, misalnya sakit verus sehat, mati versus hidup, terpapar versus tak  terpapar.  Pada  studi  kasus  kontrol,  odd  pada  kasus  adalah  rasio  antara jumlah kasus yang terpapar dibagi tidak terpapar. Odd pada kontrol adalah rasio antara jumlah kontrol terpapar dibagi tidak terpapar. Jika odd pada kasus dibagi dengan odd pada kontrol, diperoleh Odds  ratio  (OR). OR digunakan pada  studi kasus kontrol sebagai pengganti RR.
Jadi penelitian retrospektif dapat diartikan sebagai suatu penelitian dengan pendekatan longitudinal yang bersifat observasional mengikuti perjalanan penyakit ke arah belakang (retrospektif) untuk menguji hipotesis spesifik tentang adanya hubungan pemaparan  terhadap factor resiko dimasa lalu dengan timbulnya penyakit. Dengan kata lain,  mengikuti perjalanan penyakit dari akibat ke sebab  dengan membandingkan besarnya pemaparan factor resiko di masa lalu antara kelompok kasus dengan kelompok control sebagai pembanding. Hal ini menunjukkan bahwa pada awalnya penelitian terdiri dari kelompok penderita (kasus) dan kelompok bukan penderita yang akan diteliti sebagai control.

Uraian diatas secata skematis dapat digambarkan sebagai berikut:

YANG LALU                                                              SAAT INI

Mencari pemaparan factor resiko          retrospektif                   kelompok kasus dan control

SEBAB                                                                                    AKIBAT

Kelompok kasus atau kelompok penderita ialah kelompok individu yang menderita penyakit yang akan diteliti dan ikut dalam proses penelitian sebagai subjek studi. Hal ini penting dijelaskan karena tidak semua orang yang memenuhi criteria penyakit yang akan diteliti bersedia mengikuti penelitian dan tidak semua penderita memenuhi criteria yang telah ditentukan.
Kelompok control ialah kelompok individu yang sehat atau tidak menderita penyakit yang akan diteliti tetapi memiliki peluang yang sama dengan kelompok kasus untuk terpajan oleh factor rresiko yang diduga sebagai penyebab timbulnya penyakit dan bersedia menjadi subjek studi

1.       Ciri- Ciri Penelitian Kasus Kontrol/Retrospektif
Penelitian retrospektif memiliki ciri- ciri sebagai berikut:
a.       Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat observasional
b.      Diawali dengan kelompok penderita dan bukan penderita
c.       Terdapat kelompok control
d.      Kelompok control harus memliki resiko terpajan oleh factor resiko yang sama dengan kelompok kasus
e.       Membandingkan besarnya pengalaman terpajan oleh factor resiko antara kelompok kasus dan kelompok control
f.        Tidak mengukur insidensi

2.       Keuntungan Dan Kerugian Penelitian Kasus Kontrol
Penelitian case control memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut:
a.         Sangat sesuai untuk penelitian penyakit yang jarang tterjadi atau penyakit dengan fase laten yang panjang atau penyakit yang sebelumnya tidak pernah ada
b.      Pelaksanaannya relative  lebih cepat jika dibandingkan dengan cohort karena pada penelitian case control  diawali dengan penderita yang berarti penyakit yang diteliti telah timbul, sedangkan pada penelitian cohort, insidensi penyakit yang akan diteliti harus menunggu cukup lama.
c.       Sampel yang dibutuhkan untuk penelitian case control lebih kecil dari pada penelitian cohort walaupun digunakan beberapa control untuk satu kasus.
d.      Biaya penelitiannya relative lebih kecil dibandingkan dengan penelitian cohort karena sampel yang lebih sedikit dan waktu yang lebih singkat
e.       Tidak dipengaruhi oleh factor etis seperti penelitian aksperimen
f.        Data yang ada mungkin dapat dimanfaatkan terutama bila penelitian dilakukan di rumah sakit
g.       Kemungkinan untuk mengadakan penelitian terhadap beberapa factor yang diduga sebagai factor penyebab

Disamping beberapa keuntungan tersebt, terdapat pula beberapa kerugian sebagai berikut:
a.       Kesalahan pemilihan kasus yang disebabkan kesalahan dalam diagnose
b.      Kesalahan dalam pemilihan control
c.       Berpotensi timbulnya bias informasi
d.      Validitas adat yang diperoleh tidak dapat dilakukan
e.       Pengendalian terhadap factor perancu (confounding factor) sulit dilakukan dengan lengkap
f.        Perhitungan resiko relative hanya berupa erkiraan
g.       Tidak didapat dilakukan untuk penelitian evaluasi hasil penelitian

3.       Pengukuran Odd Rasio (=psi)
Pengukuran resiko relatif pada penelitian case control tidak dapat dilakukan secara langsung tetapi hanya berupa perkiraan karena pada penelitian case control tidak mengukur insidensi tetapi hanya mengukur besarnya paparan. Secara skematis dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut

Penyakit
Pemaparan
Positif
Negative
Jumlah
Odds penyakit
Positif
A
B
m1
a/b
Negative
C
D
m2
c/d
Jumlah
n1
n2
N

Odds pemaparan a/c b/d
Odds ratio () (a/b)/(c/d) atau ad/bc
Contoh:
Suatu penelitian tentang hubungan karsinoma paru- paru dengan rokok yang dilakukan secara retrospektif dengan mengambil 100 orang penderita Ca paru- paru sebagai kasus dan 100 orang dengan penyakit lain yang tidak ada hubungannya dengan Ca paru- paru sebagai kelompok control. Kedua kelompok disamakan berdasarkan umur, jenis kelamin, dan social ekonomi
Hasilnya yang diperoleh adalah pada kelompok kasus dengan 90 orang yang merokok, sedangkan pada kelompok control terdapat 40 orang yang merokok. Hal ini dapat digambarkan secara skematis dalam bentuk tabel berikut:

Pajanan
Kasus
Control
Perokok
90
40
Bukan perokok
10
60
Jumlah
100
100

Rate pemaparan pada kelompok kasus= 90/100= 90%
Rate pemaparan pada kelompok control = 40/100= 40%
Odds ratio= (90x60)/(40x 10)= 5400/500= 10,8
Ini berarti bahwa diperkirakan resiko bagi perokok terkena karsinoma paru- paru adalah 10,8 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok.







BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara mendasar dapatlah dikatakan bahwa setiap kejadian/ peristiwa selalu memiliki kecendrungan untuk diikuti oleh peristiwa berikutnya yang secara alamiah akan membentuk rantai peristiwa yang berkesinambungan. Dengan demikian maka beberapa pemikiran dasar di dalam penelitian epidemiologi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Penelitian epidemiologi bertujuan untuk mencari  hubungan sebab akibat berdasarkan faktor penyebab ataupun dengan melihat resiko dan akibatnya
2.      Penelitian epidemiologi dapat dikatakan merupakan proses yang tidak berakhir
Pengamatanà hipotesis à ujiàmodifikasi hipotesisàpenelitian à hipotesisà pengamatan
3.      Penelitian cross sectional merupakan penelitian prevalensi penyakit dan sekaligus dengan prevalensi penyebab/ faktor resiko
4.      Penelitian cross sectional bertujuan untuk mengamati  hubungan antara faktor resiko dengan akibat yang terjadi berupa penyakit atau keadaan (status) kesehatan tertentu dalam waktu bersamaan
5.                  Penelitian case control didasarkan pada kejadian penyakit yang sudah ada/sudah terjadi sehingga memungkinkan untuk dianalisis dua kelompok tertentu yakni kelompok kasus yang menderita dibandingkan kelompok kontrol yang tidak menderita.
6.                  Kelebihan dan kekuranga yang dimiliki ssetiap penelitian memungkinkan peneliti untuk menentukan jenis penelitian yang tepat bagi penelitiannya



B. Saran
Penelitian epidemiologi yang tepat adalah penelitian yang menggunakan metode penelitian yang sesuai dengan jenis penelitiannya, oleh karena itu untuk dapat melakukan penelitian yang sesuai serta mendapatkan hasil yang memuaskan maka diperlukan pengetahuan yang lebih mengenai jenis- jenis metode penelitian epidemiologis.






















DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2009. ’Dermatosis Penyakit Akibat Kerja’,(on line). Dari http://mitcho.com/code/yarpp/ . (Diakses tanggal 8 September 2010).
Anies. 2005. ‘Penyakit Kulit Akibat Kerja’, (on line). Dari http://www.suaramerdeka.com/harian/0511/21/ragam01.htm. (Diakses tanggal 28 September 2010).
Anonim. 2010. ‘Konsep Dasar Pruritus’, (on line). Dari http://mvzpry.blogspot.com/2010/03/bab-i-konsep-dasar.html . (Diakses tanggal 28 September 2010).
Anonim. 2010. ’ Kutil (Verruca Vulgaris): Gambaran Klinis dan Diagnosis’, (on line). Dari http://fkunhas.com/kutil-verruca-vulgaris-gambaran-klinis-dan-diagnosis-20100714342.html. (Diakses tanggal 28 September 2010).
Anonim. 2010. ’Pruritus’, (on line). Dari http://kesehatan.myhendra.web.id/2010/06/pioderma.html. (Diakses tanggal 28 September 2010).
Lestari, Cinta. 2008. ’Penyakit Kulit Akibat Kerja’, (on line). Dari http://cintalestari.wordpress.com/2008/11/26/penyakit-kulit-akibat-kerja/. (Diakses tanggal 28 September 2010).
Murti, Bisma. 2011. Desain Studi. Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sebelas Maret.
Sayogo, savitri. 2009. Studi Cross Sectional/Potong Lintang. Universitas Indonesia.
Program Dokter Universitas Indonesia. 2009. Penelitian Cross Sectional. http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/f995ebfc829941e1047cb56e51404db254bf1929.pdf [ di akses tanggal 24 September 2011]
Budiarto, Eko dan Dewi Anggraeni. 2001. Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Bandung: EGC.
Noor, Noor Nasri. 1996. Dasar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.s